Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Indonesia pada 16 Oktober 2025

JAKARTA – Detakpos.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum kejadian bencana di berbagai wilayah di Indonesia pada periode 15 Oktober hingga 16 Oktober 2025 pukul 07.00 WIB. Berdasarkan laporan yang dihimpun terdapat tujuh peristiwa bencana baru yang berdampak signifikan terhadap masyarakat.

Sebanyak tiga kejadian bencana yang berdampak signifikan di antaranya terjadi di Jawa Tengah. Peristiwa pertama yang tercatat terjadi di Kabupaten Kudus di mana kebakaran hutan dan lahan terjadi di sebuah perkebunan tebu pada Selasa (14/10) sekira pukul 21.00 WIB, di daerah Kelurahan Samirejo, Kecamatan Dawe.

Berdasarkan hasil kaji cepat tim BPBD Kabupaten Kudus, lahan terbakar tersebut mencapai 1 hektare. Kendati demikian tidak ada korban jiwa yang diakibatkan dari peristiwa tersebut. Kondisi telah kondusif seiring tim gabungan berhasil memadamkan api pada Rabu (15/10).

Bencana lain yang terjadi di Jawa Tengah yaitu cuaca ekstrem di Kabupaten Purbalingga, pada Rabu (15/10), sekira pukul 15.30 WIB. Cuaca ekstrem berupa angin kencang tersebut menerjang sebuah bangunan empat lantai yang sedang dalam tahap pembangunan. Akibatnya dinding bangunan tersebut ambruk dan menimpa bangunan lain di sekitarnya.

Peristiwa tersebut terjadi di Desa Purbalingga Lor, Kecamatan Purbalingga. Akibat peristiwa ini, satu orang mengalami luka berat akibat tertimpa material bangunan. Guna merespons peristiwa ini, BPBD Purbalingga melakukan evakuasi dan pertolongan terhadap korban serta melakukan kaji cepat dan secara bertahap melaksanakan pembersihan material runtuhan bersama tim gabungan.

Tim gabungan akan melakukan asesmen lanjutan terhadap kelaikan bangunan akibat terdampak angin kencang. Menyusul peristiwa tersebut, lokasi terdampak telah dibatasi dari aktivitas masyarakat karena dinilai masih memiliki potensi ambruk akibat diterjang angin kencang.

Masih di Jawa Tengah, peristiwa cuaca ekstrem juga terjadi di Kabupaten Demak, pada Rabu (15/10) sekira pukul 19.00 WIB. Kejadian yang dipicu oleh hujan deras disertai angin kencang ini mengakibatkan kerusakan rumah dan pohon tumbang hingga menimpa bangunan di beberapa wilayah.

Adapun wilayah terdampak tersebut meliputi, 10 desa di lima kecamatan, yakni Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Demak, Kecamatan Trengguli, Kecamatan Wonosalam, dan Kecamatan Guntur. Akibatnya 55 unit rumah warga terdampak.

Tim reaksi cepat BPBD Kabupaten Demak telah diterjunkan guna melakukan kaji cepat dan penanganan pohon tumbang. Hingga laporan diterima, tim gabungan masih melanjutkan penanganan rumah terdampak dan pohon tumbang di sejumlah lokasi kejadian.

Bergeser ke wilayah lain, yakni Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Peristiwa cuaca ekstrem juga terjadi pada Selasa (14/10) sekira pukul 15.35 WIB. Kejadian tersebut diawali dengan hujan deras yang disertai dengan angin kencang selama kurang lebih satu jam.

Akibat cuaca ekstrem tersebut, sebanyak tiga desa dan dua kelurahan terdampak, yang meliputi Kelurahan Nglegok di Kecamatan Nglegok, Kecamatan Garum, serta Kelurahan Bence, Desa Slorok, Desa Tinggal, dan Desa Kanigoro di Kecamatan Kanigoro.

Hasil pendataan yang dilakukan oleh tim reaksi cepat BPBD Kabupaten Blitar, cuaca ekstrem juga mengakibatkan 52 kepala keluarga (KK) terdampak dengan 46 unit rumah mengalami rusak ringan, satu unit fasum terdampak, satu unit fasilitas pendidikan terdampak, dan dua akses jalan terdampak.

Kondisi hingga Rabu (15/10), tim gabungan telah menangani dampak dari bencana cuaca ekstrem tersebut. Meski demikian BPBD masih menyiagakan tim guna melakukan pemantauan di wilayah rawan apabila masih adanya potensi bencana serupa kembali terjadi.

Sementara itu beralih ke wilayah lain, yaitu banjir bandang menerjang Desa Simpang, Kecamatan Seluma Utara, Kabupaten Seluma, Bengkulu, pada Selasa (14/10), sekira pukul 14.00 WIB.

BPBD bersama warga setempat melakukan pemotongan dan pembersihan pohon tumbang setelah terjadi hujan disertai angin kencang di sekitar wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu (15/10).
Sumber: BPBD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Peristiwa ini dipicu oleh hujan deras dengan durasi cukup lama mengguyur wilayah Kabupaten Seluma menyebabkan debit air sungai di Desa Simpang naik dan merendam permukiman warga. Akibat peristiwa ini, satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat terseret arus sungai ketika hendak menyeberang di jembatan.

Untuk merespons peristiwa tersebut, tim BPBD Seluma menyusuri lokasi kejadian untuk melakukan operasi pencarian dan pertolongan pada korban. Meski sempat mengalami kendala akibat hujan deras, pencarian akhirnya membuahkan hasil di mana korban ditemukan pada Rabu (15/10) sekira pukul 16.00 WIB di muara pantai Seluma dalam kondisi meninggal dunia.

Peristiwa selanjutnya tercatat di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Cuaca ekstrem yang terjadi pada Rabu (15/10), menyebabkan sembilan orang mengalami luka-luka akibat terdampak dari kejadian tersebut. Delapan orang di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit.

Sementara itu, hasil kaji cepat menyebutkan terdapat delapan lokasi terdampak yang meliputi Kepanewon Mlati, Sleman, Gamping, Nglipar, Sermin, Ngawen, Umbulharjo, dan Tegalrejo.

BPBD dan tim gabungan menyusuri lokasi terjangan banjir bandang untuk melakukan pencarian dan mengevakuasi korban terdampak di Desa Simpang, Kabupaten Seluma, Bengkulu pada Rabu (15/10).
Sumber: BPBD Kabupaten Seluma

Selain itu, kerugian materiil di antaranya enam unit rumah rusak ringan, enam ruas akses jalan terdampak, empat unit tempat usaha, dan enam jalur listrik mengalami gangguan.

Guna menangani dampak dari cuaca ekstrem ini, tim gabungan telah melakukan kaji cepat, pemotongan pohon tumbang, hingga pembersihan di lokasi-lokasi terdampak.

Menyikapi laporan kejadian bencana di sejumlah daerah yang didominasi oleh cuaca ekstrem, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana yang dipicu oleh cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, maupun pohon tumbang.

Pemerintah daerah bersama instansi terkait diharapkan memperkuat sistem peringatan dini serta memastikan kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana di wilayah masing-masing. Warga diimbau untuk waspada apabila harus beraktivitas di luar ruang saat hujan lebat disertai petir, menghindari area rawan bencana, serta terus memantau informasi cuaca resmi dari pemerintah agar langkah antisipasi dapat dilakukan sedini mungkin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *