Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Indonesia pada tanggal 29 Oktober 2025

JAKARTA – Detakpos.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghimpun kejadian bencana di berbagai wilayah di Indonesia hingga 29 Oktober 2025 pukul 07.00 WIB. Berdasarkan laporan yang diterima, bencana hidrometeorologi basah masih mendominasi baik peristiwa baru maupun pemutakhiran laporan dari peristiwa yang sudah terjadi.

BNPB mencatat, kejadian bencana terbaru yang tergolong berdampak signifikan terjadi di wilayah Jakarta. Enam kelurahan terdampak banjir akibat meluapnya Kali Ciliwung setelah dipicu hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Jakarta, Selasa (28/10).

Enam kelurahan tersebut meliputi Kelurahan Bidara Cina, Kampung Melayu, Balekambang, Cawang, Cililitan, dan Pejaten Timur. Akibat banjir ini sedikitnya 584 Kepala Keluarga (KK) atau sejumlah 1.825 jiwa terdampak.

Ketinggian air bervariasi mulai dari 40 sentimeter hingga 100 sentimeter. Merespons peristiwa ini, BPBD DKI Jakarta telah mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap lokasi terdampak. Selain itu, bersama instansi terkait, BPBD juga melakukan penanganan berupa penyedotan genangan, memastikan tali-tali air berfungsi serta membantu memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak.

Pemutakhiran Laporan Peristiwa Bencana

Selain peristiwa baru, BNPB juga memantau perkembangan sejumlah kejadian bencana yang masih dalam penanganan di lapangan.

Berdasarkan laporan terbaru, peristiwa banjir yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin (27/10) telah surut. Pada Selasa (28/10) tim gabungan masih melakukan pembersihan material lumpur di permukiman warga di 14 desa di Kecamatan Cisolok dan Kecamatan Cikakak.

BPBD Kabupaten Sukabumi juga telah mendirikan posko pengungsian di Lapangan Eks. Sinar Ciomas dan SDN 1 Cisolok. Selain itu posko bencana dan dapur umum sudah didirikan di kantor Kecamatan Cisolok. Seiring dengan berjalannya penanganan darurat, kebutuhan dasar warga terdampak terus dipenuhi.

FOTO UNTUK RILIS NO 730:
Banjir merendam permukiman warga di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, sejak Minggu (26/10). Peristiwa ini disebabkan jebolnya tanggul Kali Widodaren dan Kali Gandam hingga menggenangi permukiman warga diwilayah Kecamatan Batangan.
SUMBER FOTO: BPBD Kabupaten Pati

Sementara itu, untuk tanah longsor yang melanda Desa Wangunsari, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi sudah ditangani oleh tim gabungan. Bantuan alat berat pun sudah dikerahkan di lokasi terdampak dan BPBD setempat sudah mendistribusikan bantuan kebutuhan dasar bagi warga terdampak.

Hingga Selasa (28/10), dari lima titik longsor, baru satu titik dalam proses pembersihan yakni di Desa Sukarame, namun masih belum bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat. Sedangkan satu titik longsor di Desa Gunung Keramat hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan satu titik lainnya di Karangpapak masih belum bisa dilalui kendaraan roda dua.

BNPB masih melakukan pendampingan dalam penanganan darurat bencana banjir dan longsor yang terjadi. Upaya tersebut dilakukan melalui pengerahan personel reaksi cepat di lokasi terdampak serta pelaksanaan operasi modifikasi cuaca (OMC) di wilayah Jawa Barat. Pada Senin (27/10), telah dilakukan dua sorti penerbangan dalam rangka OMC tersebut.

Berdasarkan data curah hujan tercatat hingga pukul 19.07 WIB, telah terjadi penurunan curah hujan dengan persentase mencapai 75 persen.

Beralih ke wilayah lain, yaitu di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Banjir yang merendam lima desa di dua kecamatan, yakni Batangan dan Juwana berangsur surut pada Selasa (28/10). Banjir tersebut terjadi pada Minggu (26/10) setelah tanggul Sungai Widodaren dan Gandam jebol.

Laporan yang diterima menyebutkan, akses jalan desa yang sebelumnya sempat terputus saat ini sudah dapat dilalui oleh kendaraan. Tim gabungan juga telah melakukan perbaikan tanggul sebagai upaya penanganan jangka pendek.

Selain itu, BNPB yang melakukan pendampingan penanganan darurat di Kabupaten Pati juga telah mendistribusikan bantuan logistik dan peralatan kepada warga maupun BPBD setempat. Hingga Senin (27/10) OMC juga telah optimalkan, di mana telah dilakukan enam sorti penerbangan di wilayah Jawa Tengah.

Menyikapi laporan kejadian bencana di sejumlah daerah yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana yang dipicu oleh cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, maupun pohon tumbang, khususnya mengingat meningkatnya potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah.

Pemerintah daerah bersama instansi terkait diharapkan memperkuat sistem peringatan dini serta memastikan kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana di wilayah masing-masing. Warga diimbau untuk waspada apabila harus beraktivitas di luar rumah saat hujan lebat disertai petir, menghindari area rawan bencana, serta terus memantau informasi cuaca resmi dari pemerintah agar langkah antisipasi dapat dilakukan sedini mungkin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *