Jakarta–Detakpos-Rapat Pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengamanatkan Wakil Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar untuk menjalankan tugas-tugas Rais Aam PBNU.
Rapat pleno juga menetapkan Kiai Miftachul Akhyar sebagai Pejabat Rais Aam PBNU sesuai AD/ART NU Bab XV Pasal 48 ayat (1).
Penetapan Kiai Miftachul Akhyar sebagai Pejabat Rais Aam PBNU ini dilakukan menyusul pengunduran diri KH Ma’ruf Amin dari posisi Rais Aam PBNU terkait penetapan Kiai Ma’ruf sebagai calon wakil presiden yang mendampingi capres Joko Widodo pada pilpres 2019.
Rapat Pleno PBNU juga mengamanatkan pengurus harian PBNU untuk menuangkan perubahan ini dalam Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang baru.
Kiai Miftachul Akhyar akan menjalankan tugas Rais Aam PBNU terhitung sejak penetapannya hari ini, 22 September 2018 hingga Muktamar NU 2020 M.
Forum Rapat Pleno PBNU 2018 ini juga menerima sikap pengunduran diri KH Ma’ruf Amin dari tugas Rais Aam PBNU sebagai konsekuensi amanah Anggaran Rumah Tangga NU Bab XVI Pasal 51 ayat 6 dan peraturan NU lainnya.
Sementara forum ini menetapkan Kiai Ma’ruf Amin sebagai Mustasyar PBNU 2015-2020.
Pengambilan sikap ini sudah sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga NU terbaru 2015.
Ketua PBNU Robikin Emhas dalam rilis mengatakan, forum rapat ini berjalan sesuai quorum untuk mengambil semua keputusan rapat pleno hari ini.
“Untuk pertama kalinya KH Miftachul Akhyar memimpin rapat pleno dalam khidmahnya sebagai pejabat Rais Aam PBNU,” kata Robikin.
Ia berharap Allah memudahkan Kiai Miftach dalam mengemban amanah sebagai Pejabat Rais Aam PBNU hingga Muktamar NU 2020 M.
Rapat Pleno Kiai Ma’ruf Amin pamit menanggalkan jabatan sebagai Rais ‘Aam PBNU.
Selanjutnya meminta doa, restu dan dukungan menapaki jalur perjuangan sebagai wakil presiden berpasangan dengan calon presiden Ir. H. Joko Widodo.
Sikap ini dilakukan untuk tetap menjaga khittah NU dan konsistensi mentaati garis perjuangan bahwa NU adalah ormas Islam.(dib)