Bojonegoro–Detakpos-Komisi II DPRD Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), melakukan studi banding ke PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS) BUMD Pemkab Bojonegoro, Jawa Timur, terkait pengelolaan BUMD yang benar.
Rombongan Komisi II DPRD Muba dipimpin Wakil Ketua Deri Suherli, diterima langsung direktur PT BBS Tonny Ade Irawan di ruang Batik Madrim lantai II Pemkab Bojonegoro, Arifin Kabag Persidangan DPRD dan Nunis, Kasubag Perekonomian turut mendampingi dalam acara tersebut.
“BUMD kami Petro Muba terus merugi,” kata Deri Suherli mengawali.
Dia menjelekasn dalam tiga tahun ini Pemkab selalu menyuntikan modal sehingga dianggap membebani. Padahal BBS Bojonegoro tambah dia hanya dua kali mendapatkan suntikan modal tapi terus tumbuh dan menyumbang pendapatan daerah.
Inilah, lanjut Deri, yang ingin dipelajarinya dari BBS, sehingga ke depan apa yang diterapkan BBS dengan good manajemen bisa dicontoh ditiru dan dilaksanakan.
“Petro Muba kami ini besar banyak pekerjaan tapi kami heran kok rugi, sementara BBS sangat simpel tapi untung,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut Direktur PT BBS Tonny Ade Irawan menyatakan, yang paling utama adalah transparansi. Selain juga pentingnya efisiensi yang dilakukan untuk suatu pekerjaan atau proyek. “ini yang penting selain dukungan Pemkab,” tegasnya.
Dia menjelaskan khusus pengelolaam sumur tua, hampir sama dengan di Muba. Namun di sini Bojoneegoro lanjut dia semua bisa dirangkul dan mendapat dukungan Pemkab.
“Termasuk tata kelola harus dipisahkan karena Petro Muba punya anak perusahaan yang banyak. Ini yang perlu transparansi jangan sampai anak perusahaan yang rugi dan berimbas ke induknya, “ jelasnya.
Sebelum ini pada pertemgahan Oktober BUMD Petro Muba dan Pemkab Muna juga melakukan kunjunhan ke PT BBS. Namun agendanya adalah terkait sumur tua dan sempat melakukan kunjungan lapangan. (d/5).
Editor: A Adib