Surabaya–Detakpos – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur, Arumi Emil Elestianto Dardak merasa optimistis Industri Kecil Menengah (IKM) Jatim menjadi barometernya nasional. Ini karena para pelakunya sudah mulai banyak yang berinovasi serta memanfaatkan kemajuan teknologi, sehingga semakin efisien, kekinian, dan siap bersaing di era industri 4.0.
“Pertumbuhan sektor IKM di Jatim ini semakin hari semakin baik, serta mampu memanfaatkan teknologi. Jadi, bukan hanya menjadi tulang punggungnya perekonomian di Jatim, tapi juga menjadi barometernya IKM di seluruh Indonesia,” kata Arumi, sapaan akrabnya saat rapat kerja Forum IKM 2020 di Gedung Remaja, Jl. Dukuh Kupang Surabaya, Kamis (23/1).
Arumi mengatakan, salah satu bukti pemanfaatan kecanggihan teknologi itu terlihat saat pihaknya menggelar Kompetisi Desain Produk dan Kriya dengan teknologi 3D Printing by Dekranasda Jawa Timur di GeekOut/ CoWork/ScaleUp (GECO) di AJBS Surabaya, Selasa (21/1) lalu.
Kompetisi tersebut diikuti 100 peserta, serta dibagi dalam dua kategori, yaitu pemula dan profesional.
Dari seratus peserta tersebut, imbuh Arumi, terpilih 10 finalis dari masing-masing kategori. Kesepuluh finalis inilah yang kemudian mencetak produknya dari 2 dimensi (2D) menjadi 3 dimensi (3D). Setelah itu, ditentukan 3 pemenang dari masing-masing kategori.
Yang istimewa, produk-produk yang dihasilkan sangat bagus, sehingga para juri sempat mengalami kesulitan saat menentukan pemenangnya.
“Alhamdulillah, kompetisi ini mendapat apresiasi dari Ibu Gubernur Khofifah, karena hal-hal pendekatan-pendekatan seperti ini yang kita harapkan, yaitu berinovasi dan berkreasi dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, serta teknologi informasi yang ada di era sekarang,” ujarnya.
Istri Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak ini menambahkan, ide membuat kompetisi tersebut karena dirinya ingin mengembangkan dan mewadahi para pelaku kriya yang modal produksinya tidak murah, seperti sepatu, atau furniture.
“Kita sudah sering membuat kompetisi batik, dan aksesoris. Jadi, saya ingin mewadahi jenis kriya yang tidak murah. Bayangkan misalnya bagi pemula, untuk bikin desain furniture satu set yang bagus, hanya dalam rangka diuji, tentu mereka akan tekor duluan. Jadi, kami punya ide, bagaimana kalau memanfaatkan teknologi 3D printing untuk membuat prototype, sehingga harganya bisa murah,” katanya.
Ke depan, Arumi berkomitmen untuk terus mendorong IKM Jatim agar semakin maju, dan mampu memanfaatkan teknologi. Dirinya ingin agar teknologi dapat menjadi salah satu modal utama dalam menjalankan bisnis IKM.
“Kita mencari efisiensi, inovasi, yang terus bisa kita kembangkan dan kita kolaborasikan. Karena tulang punggung dari perekonomian Jatim adalah sektor UKM, dan IKM. Kami bersama Pemprov Jatim juga berkomitmen untuk memfasilitasi para pelaku sektor ini, mulai pelatihan, kemudahan mengakses modal, dan lainnya,” tegasnya.(hmsjatim).
Editor: A Adib