Karangasem – Detakpos – Posko Pendampingan Nasional di Karangasem, Provinsi Bali, memperkirakan ada sekitar 30.000 ekor sapi di sejumlah kabupaten yang berada di radius berbahaya kawasan di sekitar Gunung Agung belum diungsikan.
“Satgas terus melakukan evakuasi sapi. Masyarakat dapat menghubungi hotline nomor 081238632084 untuk layanan informasi penanganan evakuasi ternak dan kesehatan hewan yang bisa diakses 24 jam.” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam release yang diterima detakpos di Bojonegoro, Kamis (28/9).
Sebelum ini, lanjut dia, sudah ada sekitar 10 ribu ekor sapi yang dievakuasi masyarakat secara mandiri, namun ada juga warga yang menjual ternak sapi setelah mengetahui perkembangan ancaman Gunung Agung.
“Petugas mentargetkan sebanyak 20 ribu ekor sapi akan dievakuasi dari wilayah terdampak,” kata dia.
Hingga 27 September, lanjut dia, sebanyak 1.384 ekor sapi sudah dievakuasi di 30 titik yang tersebar di lima kabupaten oleh Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Satgas ini terdiri dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, dan Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem. Sebanyak 18.616 ekor sapi dalam proses evakuasi oleh satgas.
Menurut dia, bBantuan untuk penanganan evakuasi sapi ini telah disalurkan berupa 5 ton pakan konsentrat, 10.000 dosis obat-obatan, satu mobil truk utk evakuasi ternak, pembangunan kandang, atap dan kelengkapannya, dan kelengkapan untuk identifikasi ternak.
Satgas juga memfasilitasi bantuan dari berbagai pihak, dimana bantuan yang telah diterima terus disalurkan berupa pakan konsentrat 55 ton, kendaraan untuk evakuasi ternak dengan memanfaatkan sembilan,” kata dia menjelaskan.
“Kendala dalam evakuasi ternak adalah terbatasnya kendaraan yang ada. Saat ini tersedia 20 truk. Persediaan pakan ternak juga terbatas,” kata dia menjelaskan.
Ia juga menyebutkan kebutuhan konsentrat sapi hanya untuk satu bulan sebanyak 1.200 ton, padahal saat ini konsentrat baru tersedia 60 ton.
Begitu juga kebutuhan pakan hijaun selama satu bulan diperlukan 15.000 ton. Saat ini masih disediakan secara mandiri oleh para peternak,” tambahnya. (*/d1/detakpos)