Karangasem – Detakpos – Gejolak di masyarakat dan dunia usaha serta pemerintah pada masa Siaga Darurat Gunung Agung, masih berlangsung sampai dengan sekarang.
Semua sektor saling bahu membahu agar tidak ada korban yang terjadi jika Gunung Agung sewaktu-waktu erupsi.
Naiknya status AWAS Gunung Agung dari 22 September 2017 lalu, mulai mengganggu aktivitas pariwisata Bali, sehingga mengganggu perekonomian Bali.
“Banyaknya berita negatif atau HOAX yang beredar, menyebabkan banyak warga dan wisatasan yang takut datang ke Bali,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam release tertulis yang diterima detakpos di Bojonegoro, Jumat (27/10).
Padahal, menurut dia, zona berbahaya yang ditetapkan PVMBG adalah radius 12 Km dari puncak Gunung Agung. Diluar itu aman, dan jika terjadi erupsi hanya terpapar abu.
“Tidak harus takut, namun persiapkan untuk mengatasinya dalam satu tas yang selalu dibawa kemana-mana. Siapkan masker, air mineral, obat tetes mata, gunakan baju lengan panjang, topi, jaket/jas hujan tipis dan sebagainya sehingga aman dari abu,” kata dia menjelaskan.
Meski demikian, lanjut dia, bagi pengendara kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor, agar berhati-hati karena ada kemungkinan jalanan tertutup abu yang menyebabkan jalanan menjadi licin.
“Waspadai juga dahan atau ranting pohon yang patah secara tiba-tiba karena tidak kuat menahan abu yang jatuh,” ucapnya. (*/d1/detakpos)