Kampanye Kesetiakawanan “Satu Puntung Sejuta Masalah”

JakartaDetakpos – Memperingati Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional 2019, Lentera Anak menggelar kampanye bertema “Kesetiakawanan Untuk Satu Puntung Sejuta Masalah” bertempat di Taman Pandang, Jakarta Pusat, Sabtu (21/12).

Kegiatan dihadiri oleh 100 remaja dari 30 komunitas dan organisasi remaja ini bertujuan untuk mengkampayekan bahaya perilaku merokok di kalangan remaja dan membangun kesetiakawanan mereka untuk saling mendukung dan bekerja sama menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit tidak menular.

Lentera Anak dan Yayasan GAGAS bekerjasama dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dan AstraZeneca melalui Program Kesehatan Remaja (Young Health Programme) untuk mengatasi faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) di kalangan remaja yang berfokus pada penggunaan tembakau dan kampanye anti rokok, konsumsi alkohol yang berbahaya, diet tidak sehat, dan kurangnya aktifitas fisik/olahraga yang dapat menyebabkan PTM di kemudian hari.

Pola hidup tidak sehat semacam itu merupakan perilaku berisiko yang memicu timbulnya penyakit tidak menular atau Non Communicable Disease (NCD), di antaranya penyakit diabetes, kanker, penyakit pernapasan, dan jantung.  Ini menjadi tantangan besar karena berpotensi menghambat produktivitas remaja di usia produktif.

Berdasarkan data pada Sistem Registrasi Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, angka kematian karena penyakit tidak menular meningkat drastis setiap tahunya sejak tahun 2014 sebesar 58% dan naik mencapai 71%. Penyakit kardiovaskular (seperti jantung dan stroke) dan diabetes menempati urutan teratas pada beban penyakit tidak menular secara nasional.

Lisda Sundari, Ketua Lentera Anak mengatakan, salah satu permasalahan itu, kata Lisda, adalah masalah banyaknya konsumsi zat adiktif rokok.

“Yang sangat mengkhawatirkan, industri  rokok memproduksi rata-rata 338 miliar batang rokok untuk memenuhi adiksi lebih dari 90 juta perokok aktif di Indonesia. Sehingga masyarakat terus-menerus terjerat candu rokok dan menyebabkan berbagai penyakit katastropik bahkan kematian. Termasuk juga hilangnya produktivitas karena sakit yang kerugiannya mencapai Rp 596 Triliun,” ujarnya.

Citra Demi Karina, Koordinator YHP Lentera Anak, menegaskan bahwa puntung rokok adalah masalah akses zat adikif yang mudah.

“Hampir semua warung dan toko menjual rokok dengan harga murah dan batangan, termasuk sekitar sekolah. Ada 7 dari 10 tempat penjual yang memajang spanduk atau poster yang mempromosikan iklan rokok. 59% remaja membeli rokok di warung/toko tidak pernah ditolak karena usianya. Sehingga siapa pun termasuk anak-anak dapat membeli rokok di mana saja, dengan uang sakunya, sekitar Rp 1.000 per batang,” tegas Citra.

Dalam Kampanye ini juga digelar talkshow bertema “Gaya Hidup Sehat Keputusanku”, menghadirkan pembicara Agustina Iskandar (leader world clean up day), Sabrina Audinia (konselor kesehatan), Ariel (peer educator YHP) dan Riadi Arsandi (pegiat kesehatan).

Agustina Iskandar menegaskan bahwa persoalan puntung rokok hanya bisa ditanggulangi dengan reduce, yaitu mencegah munculnya puntung rokok dengan mengurangi atau tidak mengkonsumsi rokok.

Sedangkan Sabrina mengajak anak-anak muda belajar mengelola stress dengan melakukan latihan fisik, dan tidak menghindari stress dengan merokok atau minum minuman beralkohol.(d/2).

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *