Bojonegoro–Detakpos-PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS), BUMD Pemkab Bojonegoro, Jawa Timur, berharap memperoleh hak penjualan asam sulfat cair dari produksi ikutan Gas dari Lapangan Jambaran Tiung Biru atau JTB.
“Saat ini tinggal menunggu kepastian harga dari Pertamina EP Cepu atau PEPC,” kata Direktur PT BBS Tonny Ade Irawan di sela sela rapat Tim Anggaran Pemkab Bojonegoro dan Badan Anggaran DPRD Bojonegoro, Jumat (23/11).
Dia menuturkan, proses mendapatkan hak penjualan asam sulfat cair sendiri sudah dimulai setahun lalu.
Bahkan Tonny menuturkan sudah dilakukan due dilligence oleh pihak PEPC kepada BUMD beberapa waktu lalu.
Dan dia berharap dalam waktu dekat sudah akan ada keputusan terkait hak penjualan asam sulfat cair tersebut.
“Mudah mudahan dalam waktu dekat sudah ada kepastian dari PEPC,” katanya.
Pria yang sebelumnya adalah wartawan itu menjelaskan, jika ada kepastian maka sejumlah fasilitas pendukung akan segera dibangu.
Termasuk, lanjut dia, penampungan sementara serta kebutuhan transportasinya.
“Karena PEPC brrharap saat JTB berproduksi tahun 2021 fasilitas kita sudah siap dan penyiapan juga butuh waktu termasuk konstruksi dan lahannya,” tuturnya.
Tonny juga menyatakan, jika hal ini disetujui PEPC, maka sejak JTB berproduksi sampai dengan kontrak PEPC selesai, maka BUMD PT BBS akan bisa melakukan aktivitas pekerjaan yang jelas dan menguntungkan.
Selain itu juga, lanjut dia PT BBS akan memperoleh pendapatan sampai dengan Rp 5 miliar pertahun.
“ Itu bukan angka yang kecil tapi angka yang lumayan bagi BUMD,” tuturnya.
Menurutnya, sebagian keutungan yang diperoleh tersebut akan disetorkan kepada Pemkab sebagai deviden dan masuk dalam pendapatan asli daerah atau PAD.
Menurut dia, yang disetor ke Pemkab sebagai PAD bisa mencapai Rp 2,5 milliar di luar pendapatan BBS dari proyek lainnya.
“Kami juga berterima kasih kepada DPRD dan Pemkab Bojonegoro yang memberikan dukungan penuh atas berbagai rencana bisnis kami termasuk asam sulfat cair ini,” ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnga, PT BBS dalam rapat antara tim anggaran dan Badan Anggaran melaporkan telah memperoleh laba Rp 1 milliar lebih di triwulan ketiga tahun ini. Termasuk laporan dari total Rp 11.5 milliar modal yang diberikan Pemkab telah disetorkan PAD oleh PT BBS sebesar Rp 12,3 milliar lebih. (d/5)