Bojonegoro – Detakpos – Tempo Institute dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada Kamis, 27 September 2018 memulai program “Pendampingan Komunitas Kreatif Bekraf – Tempo Instituteā atau Kombet Kreatif selama tiga hari kedepan di Bojonegoro, JawaTimur.
Setidaknya ada 40 pelaku ekonomi dan industri kreatif yang terpilih hadir menjadi peserta di Pusat Pengembangan Industri Kreatif (PPIK) Sukorejo, Bojonegoro, JawaTimur.
Bojonegoro menjadi kota ketujuh dari 12 kota yang didatangi program Kombet Kreatif. Yang pertama adalah Kota Padang pada 27-29 September, selanjutnya diikuti oleh Surabaya, Karangasem, Kendari, Maumere, dan Malang. Setelah Bojonegoro, Pendampingan Kombet Kreatif akan berlanjut di Singkawang, Bandung Barat, Belu, Kupang, dan Merauke.
Program ini bertujuan mempererat jejaring komunitas kreatif di tingkat kota dan kabupaten. Setia pkota, setiap kabupaten, memiliki kekayaan potensi ekonomi kreatif yang unik dan khas.
Bojonegoro sangat kuat memiliki potensi di bidang kerajinan seperti batik Jonegaran, wayang, dan gerabah. Komunitas kreatif perlu berjejaring, berkolaborasi dan menjadi pendorong kemajuan ekonom ikreatif.
“Kami percaya, komunitaskreatif yang berjejaring kua takan meningkatkan ekonomi kreatif di daerahdanjugabermanfaat di level nasional,” kata Deputi Hubungan AntarLembaga dan Wilayah Bekraf Endah Wahyu.
Program ini menghadirkan kreator inspiratif, ahli pemasaran, dan pakar branding. Di Bojonegoro, akan ada AriefAyipBudiman, atau biasa disapa Kang Ayip, pakar branding “danco founder” RumahSanur.
Rumah Sanura dalah pusat komunitas lokal, bisnis, wira usahawan sosial, pedagang, pemula, seniman, dan kreatif. Komunitas ini menyatukan berbagai orang dan bisnis dengan keterampilan dan latar belakang yang berbeda, untuk menstimulasi ide dan membangun hubungan lintas sektor.
Selain Kang Ayip, ada Vincentius, Manager Tata Rupa. Tata Rupa adalah wadah para pelaku UMKM yang akan langsung dipertemukan dengan desainer dalam sebuah workshop terpadu yang bertujuan untukmenghasilkan brand yang baru bagi UMKM itu.
Para pelaku UMKM yang terkumpul di Tata Rupa sekarang lebih mengerti pentingnya branding dan desain dalam sebuah produk sehingg adanya saing produk itu di pasar nasional dan internasional meningkat.
Dua pakar ini sejalan dengan misi yang dibangun Kombet Kreatif yakni lebih dari sekadar pertemuan komunitas. Rangkaian lawatan ini adalah sebuah upaya pendampingan komunitas untuk berkolaborasi dengan lebih baik.
Pada program Pendampingan Kombet Kreaatif ini juga akan diperkenalkan skill storytelling, penceritaan, yang sangat penting untuk membangun nilai tambah produk kreatif yang akan disampaikan oleh EndriKurniawati, redaktur senior Tempo dan penulis buku Kehidupan Kedua. Sebab, narasi yang memikat adalah sarana yang ampuh meningkatkan nilai tambah sebuah produk kreatif.
“Kisah yang kuat bisa membangun ikatan antara produk dan konsumen, yang membuat sebuah produk berbeda dengan produk lain yang serupa. Narasi yang bagus sangatdibutuhkan,” kata Direktur Eksekutif Tempo Institute Mardiyah Chamim.
Koordinator Lawatan 12 Kota – Kombet Kreatif Tatty Apriliyana menjelaskan, program ini adalah pemantik kolaborasi komunitas kreatiflokal supaya berjejaring lebihkuat.
“Selanjutnya, kami berharap komunitas kreatif di Bojonegoro benar-benar tumbuh solid dan berjejaring kuat.”
Sepanjang 2017, Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor ekonomi kreatif tercatat mencapai Rp852 triliun. Angka ini diyakini terus meningkat di tahun-tahun mendatang, sebuah perkembangan yang harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan menarasikan dan memasarkan produk bagi pelaku ekonomi kreatif. (*/d1)