Karnaval Morobakung Kritisi Korupsi Lewat Pawai

GRESIK – Detakpos.com – Momentum hari ulang tahun kemerdekaan RI bukan sekedar dirayakan dengan gegap gempita perlombaan, menggelar aneka hiburan, ajang renungan, riuhnya karnaval tetapi juga bisa menjadi sarana kririk sosial. Setidaknya itu yang dilaksanakan warga Desa Morobakung, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik pada Sabtu (31/8/2024) malam. Mereka mengkritik maraknya korupsi, dan politik bagi-bagi kekuasaan di negeri ini.

 

Aksi teatrikal, berpadu dengan sorot cahaya lampu, musik, gerak tarian dan pengeras suara yang menggema di pawai karnaval desa. Enam kelompok peserta keliling kampunh mulai sekitar pukul 20.00.

 

Replika tikus ukuran besar, manusia berjas berkepala tikus, hanuman kera putih, ganesha diarak keliling kampung. Masing-masing kelompok mengusung tema dan menampilkan atraksi.

 

Awal-awal terkesan bukan karnaval tetapi mirip unjuk rasa anti korupsi, berikutnya mirip supporter bola merayakan kemenangan tim dengan menyalakan flare. Cerita klasik Hanuman Obong dipicu penculikan Shinta oleh Rahwana juga diatraksikan dengan perang tanding Rahwana dengan Hanuman.

 

Ratusan warga dari enam RT tampil atraktif menarik dengan beragam kreativitas yang luar biasa. Pawai ini menjadi pamungkas penutup kegiatan peringatan hari ulang tahun kemerdekaan.

 

Peserta pawai juga menampilkan berbagai pakaian adat, ada pula yang mengenakan kostum sesuai tema. Warga desa sekitarnya pun antusias mengikuti dan menyaksikan pawai hingga usai. Mereka mulai memenuhi jalan kampung yang dikewati rombongan karnaval sejak pukul 19.00 WIB. Lenggak lenggok tarian kolosa diiringi lagu nan rancak membuat penonton terhibur bahkan ada yang larut ikut berjoged.

 

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Morobakung Muhammad Zainudin menyampaikan, acara karnaval ini merupakan puncak dari serangkaian kegiatan yang sudah diadakan Pemdes Morobakung. “Kami mengapresiasi masyarakat yang turut meramaikan kegiatan ini,” kata Zainudin.

 

Zainudin bersyukur kegiatan berlangsung meriah dan lancar. Ia mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu suksesnya acara itu. “Mudah-mudahan apa yang sudah didarmabaktikan diganti oleh Allah,” kata Zainudin didampingi anggota BPD Kholis.

 

Kepala Desa Morobakung Muhammad Askur Farid diwakili Sekretaris Desa Kasnan menyampaikan awalnya pawai itu tidak masuk agenda Agustusan. Tetapi karena antusiasme warga digelar sebagai penutup perayaan kemerdekaan RI ke-79.

 

Bahkan, kreativitas warga jufa tak terduga, termasuk aksi teatrikal unjukrasa menuntut pemerintahan yang bersih, jujur dan adil dengan menghadirkan beragam karakter tokoh tikus.

Sepanjang ruas jalan kampung yang dilalui, penonton menyambut gembira.

 

Tidak sedikit penonton mengabadikan momen-momen tersebut dengan ponsel mereka. Anak-anak hingga orang dewasa, antusias merekam dan berswafoto dengan latar pawai karnaval.

 

Karnaval itu bukan sekedar ajang yang menghibur, tetapi juga menciptakan kenangan indah bagi seluruh masyarakat.

Karnaval itu juga bukan hanya untuk merayakan kemerdekaan, tetapi juga sebagai sarana untuk mengekspresikan kreativitas dan mempererat tali persaudaraan warga.

 

Pawai karnaval, menjadi salah satu acara yang paling dinanti warga setiap tahun. “Selain memperingati hari kemerdekaan, diharapkan dapat menjadi momentum melestarikan budaya dan memperkuat rasa kebersamaan masyarakat,” jata Askur (Ist*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *