Batik memiliki pesona keindahan yang luar biasa. Ritual membatik sendiri merupakan suatu wujud dari rasa cinta terhadap seni lukis, yaitu mbatik manah, menciptakan batik melalui segenap pencurahan jiwa dan raga secara total.
Batik tulis selalu dibuat dan dikerjakan dengan kesabaran, ketelitian, kecermatan untuk menyampaikan pesan narasi tradisi budaya, simbol-simbol, perlambang harapan dan doa.
Batik juga menunjukkan betapa bangsa Indonesia sangat kaya dalam perbendaharaan simbolik. Rancangan dan motif yang diciptakan oleh seniman batik diperoleh dari ilham yang berakar dari kehidupan keagamaan, kebudayaan bangsa pada umumnya, serta dari keadaan alam Indonesia.
Keindahan batik juga mengandung nuansa simbolis. Batik merupakan warisan budaya leluhur yang dalam perjalanan sejarahnya tetap mengalami pertumbuhan dengan perubahan sosial masyarakatnya. Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang memiliki keragaman batik yang luar biasa.
Pemakai busana batik akan selalu nampak anggun dan berkharisma. Pada tanggal 25 Oktober 2017, Presiden Joko Widodo mengenakan batik pada saat menerima kunjungan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Wakilnya Sandiaga Uno.
Pada pertemuan tersebut Presiden Joko Widodo sempat berbagi pengalaman-pengalaman Beliau saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Presiden Joko Widodo juga mendukung proyek pembangunan stadion baru di Taman BMW (Bersih Manusiawi Berwibawa. Beliau meminta kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta untuk segera menyiapkan proyek tersebut.
Batik yang dipakai Presiden Jokowi memiliki latar tirta teja yang artinya air mengalir yang bercahaya dengan motif kapal. Air yang bercahaya mengibaratkan perjuangan pemimpin mengalir dan menerangi melebur menjadi satu dengan masyarakat dan daerahnya.
Pemimpin yang memberikan kesejukan kepada rakyatnya. Tirta teja juga memberikan gambaran tentang perairan nusantara yang berarti luasnya wilayah maritim Indonesia. Arti dari motif batik kapal adalah perjuangan untuk mencapai tujuan menuju bahtera impian.
Intinya adalah negara maritim yang dipimpin Presiden Jokowi sedang mengarungi perjuangan menuju lebih sejahtera. Sementara bisa juga bermakna motif kapal karam. Motif ini berarti adalah keharuan dan harapan dalam perjuangan memimpin.
Keharuan karena sudah usai masa perjuangan melayani hanya khusus masyarakat DKI Jakarta yang dulu pernah Beliau emban berganti menjadi lebih luas yaitu seluruh Indonesia.
Air teja juga mengandung arti bahwa wilayah yang sangat luas, sementara motif kapal karam ini mengandung makna bahwa sudah banyak peninggalan yang diwariskan oleh Presiden Jokowi saat dulu pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta kepada penerusnya.
Motif kapal karam juga berarti lambang bahwa muncul harapan ketika pemimpin baru telah terpilih untuk meneruskan perjuangan pengabdian kepada masyarakat.
Kapal karam juga dapat berarti harta karun, di mana pemimpin yang lama meninggalkan hasil kerja yang baik pada masa kepemimpinannya dulu. Harta karun inilah yang harus diolah dengan sebaik-baiknya sehingga bermanfaat bagi seluruhnya. Bahwa pemimpin adalah pengabdian yang tulus, berbakti untuk negeri.
Semoga kita selalu sehat dan bahagia.
Dr. Sri Suryaningsum, S.E., M.Si., Ak., C.A.
(Ketua Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi UPNVY “Tata Kelola Perbatikan Nusantara”
Kepala Pusat Penelitian LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta).
No. Hp. 085729671807 Email: srisuryaningsum@upnyk.ac.id