Jakarta–Detakpos-Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipastikan ketersediaannya oleh pemerintah. Dewasa ini, pertumbuhan pangan dan permasalahannya mengalami perkembangan yang sangat kompleks.
Hal ini berkaitan dengan adanya perubahan iklim, perkembangan penduduk yang pesat, jumlah lahan yang sempit, ditambah sedang masa pandemi. Tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk memastikan kebutuhan pangan di masa pandemi ini agar tetap terjaga.
Produksi beras dunia tahun ini diproyeksikan menurun sekitar 0,6% atau 3,0 juta ton. Ekspor beras dunia tahun ini juga diproyeksikan menurun sekitar 1,7%. Kondisi ini diperkirakan akibat kebijakan pembatasan ekspor oleh beberapa negara produsen di Asia Timur, pengaruh iklim kering di negara produsen beras, serta excess buying oleh beberapa negara importir. Potensi impor beras semakin sulit, sehingga pengamanan pasokan dari produksi dalam negeri harus menjadi fokus utama.
Untuk saat ini pasokan bahan pangan di Indonesia relatif cukup aman ditambah lagi dengan masuknya musim panen raya. Beberapa kebutuhan pokok harganya relatif stabil namun ada pula yang harganya naik. Dalam rapat terbatas membahas antisipasi kebutuhan pokok yang digelar melalui telekonferensi dari Istana Merdeka pada Rabu, 13 Mei 2020, Presiden Joko Widodo menyinggung harga sejumlah komoditas pangan yang harganya naik.
Secara nasional, harga bawang merah masih berada di kisaran Rp51.000 per kilogram. Menurut Presiden, harga tersebut masih jauh dari harga acuan yakni sebesar Rp32.000 per kilogram.
“Kemudian gula pasir sampai saat ini harga juga masih di Rp17.000-Rp17.500 padahal HET (harga eceran tertinggi) harusnya itu di Rp12.500,” ucap Presiden.
Presiden meminta jajaran terkait agar mencari tahu penyebab harga sejumlah komoditas cenderung naik dan tak kunjung mengalami penurunan. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas telah menyusun sejumlah kebijakan yang dapat digunakan untuk membenahi harga komoditas yang cenderung naik tersebut.
“Contoh pada bawang merah, bawah merah merupakan komoditas mudah busuk dan pola tanamnya tergantung musim, maka kita bisa menanganinya dengan meningkatkan luas tanam atau panen. Perluasan lahan ini juga diiringi dengan peningkatan produktifitas dengan mengadopsi benih unggul dan pemberantasan benih palsu. Bisa juga dilakukan penerapan sistem rantai dingin pada komoditas hortikultura,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa seusai mengikuti rapat terbatas di kediamannya di Jakarta.
Sedangkan untuk mengatasi kelangkaan beras di suatu daerah sehingga menyebabkan kenaikan harga perlu pengelolaan stok beras antar waktu. Pada waktu panen surplus stok nya bisa disimpan di disalurkan ke bulan atau daerah yang mengalami defisit.
“Perlu evaluasi menyeluruh mengenai pembangunan irigasi pertanian selama ini, dan diarahkan agar mampu menopang budidaya padi yang lebih merata setiap bulannya, sehingga tidak lagi bergantung pada alam,” ungkap Menteri.(d/2).
Editor: A Adib