Surabaya–fetakposcom-Pameran Kampoeng Kreasi ke empat kali ini digelar pada 1-4 Juni 2023 di Center Point, Lt. Ground Royal Plaza, Surabaya.
Peserta pamerani desa devisa ini diikuti desa dari Magetan, Trenggalek, Tulungagung, Pacitan, Tuban, Jombang, Nganjuk, Gresik, Blitar, Pamekasan, Sampang, Sumenep, Jember, Madiun, Kota Batu, Sidoarjo,serta sejumlah universitas, lembaga masyarakat, dan instansi terkait lainnya
Acara bertajuk “Desa Berdaya Masyarakat Sejahtera” ini menghadirkan berbagai produk kegiatan ekonomi masyarakat baik UMKM, BUMDES, Pondok Pesantren dan kelompok usaha lainnya.
Selain pameran produk, acara juga diisi dengan Kurasi Produk Unggulan Desa, Desa Potensi Ekspor (Desa Devisa), Sinergi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Ekonomi Kreatif, Talkshow Produk Unggulan, penampilan musik, kupon doorprize, kuliner Jawa Timuran, dan lomba mewarnai tingkat TK dan SD
Gubernur Khofifah menjelaskan, maksimalisasi potensi Desa Devisa penting dan harus terus dilakukan. Sebab sebagai provinsi dengan Desa Devisa terbanyak di Indonesia, perekonomian Jawa Timur harus dikuatkan oleh perdagangan luar negeri khususnya para pelaku usaha mulai di desa hingga dunia usaha dan dunia industri .
Pertumbuhan perdagangan luar negeri terus diikhtiarkan melalui berbagai momentum antara lain melalui East Java International Trade Festival (EJITF) yang sukses mencatatkan transaksi sebesar Rp 1,83 triliun pada 30-31 Mei . Festival tersebut merupakan tindak lanjut misi dagang Pemprov Jawa Timur ke sejumlah negara seperti Saudi Arabia, Hongkong, Malaysia, dan Timor Leste.
“Ini akan menjadi pendorong tumbuh dan berkembangnya Desa Devisa di Jawa Timur. Maka Pameran Kampoeng Kreasi yang sudah mempunyai produk khas ini saya harapkan menjadi embrio baru bagi pengembangan desa devisa di Jawa Timur ,” ujarnya saat membuka The 4th Kampoeng Kreasi Pameran Kreativitas dan Inovasi Desa di Royal Plaza Surabaya, Kamis (1/6).
Diharapkan Khofifah, maksimalisasi Desa Devisa dapat dilakukan melalui program serupa dengan inovasi, kreativitas dan sinergitas berbagai pihak. Sinergitas ini khususnya dapat dilakukan untuk membuka akses program Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
“Lewat LPEI ini kita bisa mendapatkan berbagai aksesibilitas dan pendampingan sesuai kualifikasi agar Desa devisa bisa tumbuh dan berkembang. Kualifikasi ini yang pertama, produknya original dari desa yang bersangkutan. Kedua, di desa itu harus ada asosiasi, entah koperasi atau kelompok usaha lainnya, dan ketiga sesuai standart eksport” jelasnya.
“Saya minta sinergi ini dikuatkan, karena ada target cukup besar dari Bu Menteri Keuangan untuk menyiapkan Desa Devisa. Insya Allah kita bisa, karena selama ini saya sendiri keliling dari desa ke desa. Berawal dari 2 desa, 15 desa, sampai tercatat kemarin sudah ada 102 Desa Devisa di Jatim. Ini terbanyak di Indonesia,” pungkasnya.
Khofifah optimis, masih banyak desa di Jatim yang dapat menjadi Desa Devisa. Mengingat, potensi desa dalam berbagai sektor dan produk sangat tinggi.
“Dari potensi kopi dan coklat saja kita sudah banyak. Prototipe lahan untuk kopi Madiun, Jember, Malang, Trenggalek, itu saja sudah beda-beda. Saya ingin menyampaikan untuk satu ikon ini saja kalau mau dikembangkan menjadi Desa Devisa itu potensinya luar biasa,” tuturnya.
Untuk itu, Khofifah meminta pendampingan penuh atas usaha-usaha yang dilakukan di desa-desa. Mulai dari pendampingan pasar, pendampingan pembiayaan, hingga pendampingan packaging.
“Terima kasih semuanya. Mudah-mudahan sinergitas di antara seluruh elemen strategis di Jawa Timur ini bisa memberikan manfaat yang lebih besar dan perwujudan percepatan Desa Devisa,” tutupnya.