BBWS Antisipasi Kegagalan Fungsi Waduk Lamongan

LamonganDetakpos – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWSB) Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan, Jawa Timur, menyiapkan berbagai antisipasi apabila Waduk Gondang-Prijetan, mengalami kegagalan konstruksi.

“Bendungan selain memiliki banyak manfaat namun sebenarnya juga menyimpan potensi bahaya yang cukup besar pula,” ujar Kepala BBWS Bengawan Solo di Solo, Jawa tengah, Charisal Akdian, dalam release yang diterima detakpos di Bojonegoro, Rabu (17/10).

Berbicara dalam di Lamongan, Senin (15/10), ia menjelaskan apabila bendungan mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsinya untuk menampung air, maka seluruh air yang ada di waduk akan menerobos keluar sehingga menyebabkan banjir bandang .

Oleh karena itu, menurut dia, menjadi dasar disusunnya RTD. RTD Bendungan Gondang dan Prijetan ini disusun dengan mengacu pada draft Pedoman Penyiapan RTD oleh Balai Bendungan 2013.

Selain itu ada Permen PUPR Nomor : 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan, mewajibkan setiap pembangunan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya harus dilaksanakan berdasarkan pada konsepsi keamanan bendungan dan kaidah-kaidah keamanan bendungan.

Dengan menyusun RTD Waduk Gondang dan Prijetan, maka potensi bahaya dan akibat yang ditimbulkan apabila terjadi keruntuhan bendungan bisa lebih terprediksi.

“Dengan mengenali problem-problem yang mengancam keamanan bendungan, akan mempercepat respon yang efektif untuk mencegah terjadinya keruntuhan bendungan, dan mempersiapkan upaya-upaya untuk memperkecil resiko jatuhnya korban jiwa dan mengurangi kerusakan properti bila terjadi keruntuhan bangunan, ” katanya menjelaskan.

Bupati Lamongan Fadeli yang hadir dalam acara tersebut menyambut baik apa yang telah dilakukan oleh BBWS Bengawan Solo.

Terlebih dua bendungan tersebut selama ini sangat penting bagi warga Lamongan, yang sebagian besarnya menggantungkan hidup dari bertani.

Ia mengharapkan dilakukan pengerukan pada kedua waduk tersebut untuk menambah jumlah volume kapasitas masing-masing waduk.

Perwakilan dari konsultan penyusunan RTD Nuni Sundari, mennyebutkan beberapa ancaman keamanan bendungan.

Yakni dari faktor konstruksi, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan ataupun tahap operasi dan pemeliharaannya. Kemudian faktor alam seperti hujan badai, gempa bumi dan puting beliung serta akibat gangguan ulah manusia, sabotase atupun perang.

Waduk Gondang yang berlokasi di Desa Gondang Lor Kecamatan Sugio memiliki tipe bendungan urugan tanah homogen. Jika sampai terjadi bencana, sebanyak 213.085 jiwa di sekitar waduk dengan kapasitas tampung maksimal 29,00 juta meter kubik itu harus diungsikan.

Sedangkan Waduk Prijetan berlokasi di Desa Mlati Kecamatan Kedungpring dengan tipe bendungan urugan tanah inti beton. Kapasitas tampung normalnya 6,40 juta meter kubik dan kapasitas maksimalnya 8,20 juta meter kubik.

Jika bendungan di Prijetan mengalami kegagalan konstruksi, sebanyak 69.871 jiwa di wilayah Lamongan dan 14.034 jiwa di wilayah Bojonegoro harus segera diungsikan. (*/d1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *