Jombang–Detakpos– Beredar di media sosial soal transaksi pengguna jalan yang menggunakan Uang Elektronik (UE) berbeda di Jalan Tol Surabaya-Mojokerto. PT Jasa Marga (Persero) Tbk memgkonfirmasi, berita tersebut tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Manager Operasi
PT Jasamarga Surabaya-Mojokerto, Erfan Affandi, menjelaskan, pengenaan denda dua kali tarif tol jarak terjauh pada jalan tol dengan sistem tertutup.
“Kasus yang dialami pengguna jalan adalah tidak dapat menunjukkan bukti tanda masuk yang benar saat membayar tarif tol akibat dari penggunaan uang elektronik (UE) berbeda,”tutur Erfan Affandi, Jumat (21/6).
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 15 Tahun 2005, pengguna jalan wajib membayar dua kali tarif tol jarak terjauh dimana jarak terjauh barrier to barrier cluster 3 adalah Gerbang Tol (GT) Banyumanik hingga GT Warugunung, yakni Rp326.000.
“Jadi, pengguna jalan yang telah melanggar ketentuan tersebut dikenakan denda sebesar Rp652.000.”
Dikatakan, jika Saldo UE Tidak Cukup, tap terlebih dahulu Lalu ganti dengan UE yang baru.
“Hal ini tidak benar dan berpotensi untuk membingungkan pengguna jalan lainnya.”
UE yang tidak di di tap di gerbang asal perjalanan, maka tidak akan pernah bisa menyelesaikan transaksi pengguna jalan. UE yang ditap di awal berfungsi untuk merekam asal gerbang untuk menentukan besaran tarif yang pengguna jalan harus bayarkan di pintu keluar.
“Penggantian denda dua kali jarak terjauh menjadi denda asal gerbang salah (AGS).”
Untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi pengguna jalan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 15 Tahun 2005, PT Jasamarga Surabaya Mojokerto (JSM) selaku operator Jalan Tol Surabaya-Mojokerto mengambil kebijakan untuk pengenaan denda tanpa asal gerbang masuk atau Asal Gerbang Salah (AGS).
“PT JSM mengenakan tarif dari asal gerbang (Jombang)-Penompo sebesar Rp 29.000 secara tunai kepada pengguna jalan yang melanggar ketentuan tersebut.”
“Inisiatif petugas untuk memanggil Patroli Jalan Raya (PJR) Jika Denda tidak dibayar,” ungkapnya.
Berdasarkan prosedur internal PT JSM, kehadiran PJR dimaksudkan untuk menyaksikan jalannya proses pembayaran denda yang dilakukan oleh pengguna jalan kepada PT JSM.
“Ketidaktahuan pengguna jalan untuk nenggunakan UE yang sama.”
PT Jasamarga Surabaya Mojokerto (JSM), kelompok usaha Jasa Marga yang mengelola Jalan Tol Surabaya-Mojokerto telah melakukan sosialisasi kepada pengguna jalan sejak awal berlaku Elektronifikasi Jalan Tol pada Oktober 2017, salah satunya dengan menggunakan media luar ruang seperti spanduk, banner, sticker, Variable Message Sign (VMS), dan media lainnya.
Melalui berbagai kesempatan pula, PT JSM juga selalu mengimbau kepada pengguna jalan pada saat masuk gerbang untuk memastikan kecukupan saldo serta menyediakan fasilitas top up tunai saldo UE di semua gerbang tol untuk mengantisipasi saldo kurang pengguna jalan.(dib)
Editor: A Adib