Jakarta-detakposcomo – BPBD dan organisasi perangkat daerah di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatra Utara, mengerahkan alat berat untuk membuka akses jalan nasional pascalongsor. Material longsor berhasil dibersihkan sehingga jalan nasional kembali dapat dilalui kendaraan pada Rabu malam (16/11).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Tengah mengerahkan 4 alat berat untuk membuka Kembali akses jalan yang tertimpa material longsor sejak pekan lalu (11/11). Sebanyak 2 unit beko, 1 unit loader dan 1 dozer membersihkan bebatuan dan tanah yang menutup jalan. Setelah berhasil dilalui kendaraan, personel BPBD, dinas perhubungan dan kepolisian masih berada di lokasi terdampak untuk mengatur arus lalu lintas.
Selain itu, pantauan BPBD menyebutkan masyarakat sudah kembali beraktivitas normal pascakejadian.
Peristiwa tanah longsor ini terjadi pada Jumat (11/11), pukul 16.30 waktu setempat. Insiden tersebut juga dibarengi dengan banjir setelah debit air Sungai Aek Sarasa dan Aek Sirahar meluap. Sebelumnya terpantau hujan lebat menguyur kawasan di sejumlah kawasan di Kabupaten Tapanuli Tengah.
BPBD mengidentifikasi banjir menerjang 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Barus, Kolang dan Sorkam, sedangkan tanah longsor terjadi di Kecamatan barus Utara dan Andam Dewi.
Akibat peristiwa tersebut, sebanyak 836 KK terdampak dan jatuhnya korban jiwa sebanyak 3 warga. Banjir mengakibatkan rumah rusak ringan 1 unit dan jembatan rusak 1, sedangkan longsor rumah rusak berat 1, rumah terdampak 7 dan ruas jalan nasional tertimpa material.
Pascakejadian ini, BNPB tetap mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga. Prakiraan cuaca pada hari ini, Kamis (17/11), wilayah terdampak banjir masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
Waspadai hujan deras dengan durasi lama. Apabila ini terjadi, warga yang tinggal di sekitar lereng bukit dapat melakukan evakuasi dini. Di samping itu, saat banjir lakukan evakuasi secara aman dengan memastikan rute evakuasi yang direkomendasikan tim siaga desa atau BPBD setempat. Apabila tidak dapat melakukan evakuasi, hubungi pihak BPBD atau tim SAR daerah.(hms)