Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Perampokan Gresik

GRESIK – Detakpos.com – Mahfud (45), suami dari Wardatun Thoyyibah (29), korban meninggal kasus perampokan agen BRI Link di Gresik kini menjadi saksi kunci. Hal ini lantaran dirinya tinggal serumah dengan korban saat kejadian tragis itu berlangsung,
Mahfud mengaku tidur di ruang tamu saat kejadian. Wardatun Thoyyibah tidur di kamar bersama anak semata wayangnya yang baru berusia 2,5 tahun.

Kepala desa (Kades) Imaan, Dukun, Abdur Rohim membenarkan sejumlah warganya dipanggil Polres Gresik terkait kasus perampokan disertai pembunuhan yang menewaskan korban.
“Inggih pak (iya pak)..Salah satunya, Pak Mahfud yang dibawa (diperiksa) Polres Gresik,” ucapnya

Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan kepada wartawan menyatakan, Polres Gresik telah meminta keterangan 10 saksi dalam kasus dugaan perampokan disertai pembunuhan yang menewaskan korban.

Mereka dari keluarga korban dan tetangga. Salah satunya, Mahfud suami korban. Ia adalah saksi kunci.
“Ya, Mahfud kami mintai keterangan, karena saat kejadian berada satu rumah dengan korban,” ucap kasatreskrim.

Menurutnya, penyidik sangat membutuhkan keterangan Mahfud untuk mengungkap tabir siapa terduga pelakunya. Sebab, saat kejadian Mahfud dan anaknya berada di dalam rumah.

*Dikira Digigit Ular*
Ibu mertua dari korban merasa terpukul dan syok. Khuzaini (65) ibu mertua korban mengira menantunya meninggal karena digigit ular lantaran terdapat sejumlah lubang di leher menantunya.

“Saat melihat Datun (panggilan akrab korban) ada sejumlah lubang di lehernya, saya kira menantu saya digigit ular. Baju daster yang dipaka Datun juga banyak darah,” kata Khuzaini kepada wartawan.

Dia mengaku baru sadar kalau menantunya menjadi korban pembunuhan, setelah anaknya, Mahfud (45) memberitahukan kalau uang Rp 150 juta beserta handphone yang disimpan di laci almari raib.

“Saya baru sadar kalau itu perampokan, setelah anak saya (Mahfud), mengetahui uang yang disimpan di lemari kamar tidak ada, dan pintu belakang terbuka,” ungkapnya.

Khuzaini lantas menceritakan awal mula dia mengetahui menantunya dibunuh oleh perampok. Sekitar pukul 03.00 WIB Khuzaini bertandang ke rumah anaknya Mahfud yang bersebelahan.

Tujuannya, untuk membangunkan anak dan menantunya untuk sahur. Dia lantas mengetuk pintu rumah Mahfud. Namun, tak ada jawaban. Dia lantas kembali ke rumah.

Ketika itu, Khuzani merasa tidak curiga kalau ada perampokan di rumah anak dan menantunya.
Dia tantas pergi ke masjid desa untuk menjalankan jamaah salat subuh.

Usai shalat, Khuzaini pulang. Dia lantas ke dapur dan membersihkan piring dan tempat makan untuk sahur.
“Usai bersih-bersih di dapur saya tiduran lantas ketiduran. Pada saat itu, anak saya Mahfud datang ke rumah dan membangunkan saya sambil minta tolong,” ungkapnya

Khzaini yang panik langsung bergegas menuju rumah anaknya sambil berlari.
” Karena panik, saya angsung lari ke rumah Mahfud masuk kamar. Saya sangat shock saat melihat Datun, pososi tertelungkup di lantai kamar samping tempat tidur. Saya melihat kasur banyak darah. Saya juga melihat cucu saya (anak korban) masih tidur,,” jelasnya.

Khuzaini pun lantas mengangkat tubuh Datun dan meletakkan di atas tempat tidur. Dia juga lantas menggendong anak korban yang masih tidur.

“Saya lantas membersihkan tempat tidur dan membersihkan wajah Datun yang berlumuran darah menggunakan tangan, karena itu saya kira menantu saya digigit ular, sebab ada lubang-lubang di leher,” terangnya.

Kejadian itu, kata Khuzaini lantas diketahui tetangga. Mereka lantas melaporkan ke perangkat desa dan kepala desa kemudian diteruskan ke Polsek Dukun.

Khuzaini sendiri mengaku heran melihat kejadian yang menimpa anak menantunya, sebab baru kali ini ada kasus perampokan di desanya.

Khuzaini pun juga menuturkan kebiasaan anaknya, Mahfud yang memliki usaha agen BRI Link. Dia menuturkan anaknuya, Mahfud selalu tidur larut malam, di atas pukul 01.00 WIB.
Sebab, Mahfud menghitung laporan keuangan selesai hasil penjualan pulsa, penarikan uang dan pembayaran token listrik.

“Kemungkinan anak saya terlelap tidur, di atas pukul satu pagi, kemudian perampok masuk rumah. Sehingga, saat sahur saya mengetok pintu pukul 03.00 WIB sudah tidak ada jawaban,” pungkasnya.

Sementara itu, saat di TKP rumah korban, petugas kepolisian mendapati kendala dalam pengungkapan identitas terduga pelaku dengan berbekal bukti di tubuh korban dan kamar tempat tidur korban. TKP sudah rusak dan banyak berubah, TKP maupun tubuh korban telah dibersihkan oleh keluarga korban usai kejadian.(Ist)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *