UDARA pagi itu terasa segar. Cuaca cerah. Sinar matahari hangat menyentuh kulit. Berolahraga jalan santai, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengitari Taman Proklamasi Menteng, Jakarta Pusat.
Sesaat mata Bamsoet tertuju kepada penjual minuman yang tengah menjajakan dagangannya di trotoar Taman Proklamasi. Ada sesuatu yang berbeda. Sang Ibu penjual minuman berjualan ditemani oleh puluhan ekor kucing.
“Namanya, Rupiah. Cukup unik. Berprofesi sebagai pedagang minuman. Ia sekaligus menjadi ibu angkat puluhan kucing liar di tempatnya berdagang,” ujar Bamsoet lewat surat elektronik.
Ternyata, Rupiah bukan orang biasa. Ia merupakan perintis kemerdekaan Republik Indonesia.
Mengaku sebagai Relawan Perintis sejak era Soekarno. Pernah ikut menjadi anggota delegasi RI sampai ke Korea Selatan.
“Ketika itu katanya, Duta Besarnya adalah Sarwo Edhie Wibowo. Ayahanda Ibu Ani Yudhoyono, Bapak Mertua Pak SBY,” tutur Bamsoet.
Ibu Rupiah tinggal di wilayah Pegangsaan, Jakarta Pusat, dari tahun 1961. Sejak ditinggal meninggal suaminya, ia harus menghidupi dua orang anaknya sendiri.
Tidak mempunyai modal besar, Ibu Rupiah memilih menjual minuman. Dalam sehari pendapatan yang bisa diraih rata-rata hanya sekitar Rp 150.000. Kalau rezeki bagus, ia bisa mengantongi hampir Rp 300.000.
Toh, bagi wanita yang sudah memasuki masa senja ini, seberapa pun rezeki yang diperoleh tetap disyukuri. Uang hasil berjualan minuman digunakan untuk mengontrak satu kamar di bawah kolong jalan rel layang kereta api.
“Tidak jauh dari tempatnya berdagang. Rp 500 ribu perbulan,” kata Bamsoet.
Dampak pandemi Corona sangat terasa bagi Rupiah. Selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), dia tidak bisa berjualan. Sempat nekat berdagang. Akibatnya, kursi dan karpet tempat berjualannya disita petugas. Beruntung, ia sudah bisa kembali berdagang sejak satu bulan lalu.
Walau hanya berjualan minuman dengan hasil yang tidak terlalu besar, tak menyurutkan niat Rupiah untuk berbagi dengan sesama. Siapa sangka, ia juga memiliki 10 anak angkat yang berasal dari jalanan.
Bersama kedua anak kandung dan 10 anak angkatnya, Rupiah rela tidur berdesakan di kamar kontrakan yang sempit.
Tak hanya itu. Rupiah pun merupakan penyayang binatang. Ia memelihara sekitar 20 ekor kucing liar. Kucing-kucing tersebut kerap menemani Ibu Rupiah berjualan di Taman Proklamasi. Salah satunya yang selalu dekat bernama Jalu.
“Walau terasa getir, namun saya menangkap kesan mereka tetap tidak putus asa dalam berjuang memenangkan kehidupan. Bahkan memberikan kehidupan bagi yang lainnya. Puluhan ekor kucing dan sepuluh anak yang berasal dari jalanan. Luar biasa. Semoga pemerintah daerah menaruh perhatian bagi rakyatnya yang berjuang disektor informal usaha mikro,” kagum Bamsoet. (d/2).
Editor: A Adib