Stadion Kanjuruhan “Berdarah”

Malangdetakpos com- Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

“Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri,” kata Kapolda dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dikutip Antara, Minggu, (1/1).

Selain itu dilaporkan juga lanjut Nico ada 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Sisanya ada juga yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

“Ada 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit,” katanya.

Selain korban meninggal dunia, dilaporkan juga ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

“Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan,” tambahnya.

Sebelumnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan berjalan lancar. Namun, usai pertandingan, pendukung Arema FC yang merasa kecewa turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Petugas pengamanan melakukan upaya pencegahan dan pengalihan agar para suporter tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Krusuhan pu n tak terelakkan, petugas melakukan tembakan gas air mata.

Para pendukung tim berjuluk Singo Edan tidak puas itu melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,” katanya.

Bupati Malang M. Sanusi mengatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung Pemerintah Kabupaten Malang.

“Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang,” kata Sanusi.

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10). Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.(gatra.com).

Editor: AAdib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *