Oleh : A Adib Hambali *
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar Pilkada Serentak pada 27 November 2024. Pilkada akan memilih sekitar 271 kepala daerah, terdiri dari 24 gubernur, 56 wali kota, dan 191 bupati.
Dari 191 bupati yang akan dipilih, salah satunya adalah Bupati Bojonegoro, Jatim, karena masa jabatan Bupati Anna Mu’awanan akan berakhir pada 2023.
Meski semakin dekat, suhu politik di kota minyak ini terkesan masih adem ayem. Bahkan nyaris tidak terdengar siapa yang bakal maju pada Pilbup 2024, kecuali calon incumbent Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah.
Belum ada deklarasi resmi ihwal akan maju kembali. Sesuai keinginan sejak awal Anna sudah menyatakan akan maju untuk kali kedua pada saat sukses memenangi Pilkada 2018.
Masih belum ada kandidat yang menyatakan akan maju. Hal ini ada kemungkinan mereka masih menunggu pimpinan partai di pusat yang tengah menggalang rencana koalisi menghadapi Pilpres 2024.
Kalau muncul nama bakal calon pun masih terbilang kekuatannya belum signifikan. Sebab mereka tidak diperhitungkan elektabilitasnya. Misalnya nama Samudi, Kades Kepoh Kidul dan Sandoyo, mantan kades Mojodelik yang akan maju melalui jalur Independen.
Sandoyo, warga Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, pengusaha lokal ring satu ladang Minyak Banyu Urip, Blok Cepu, dan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) ini mengaku siap mencalonkan diri sebagai Bupati Bojonegoro mendatang.
“Saya siap mencalonkan sebagai Bupati Bojonegoro di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Bojonegoro 2024 mendatang,” kata Sandoyo (SuaraBanyuurip.com, Kamis 23/06/2022).
Mantan kades Mojodelik ini menyampaikan, berbagai faktor yang melatarbelakanginya untuk mecalonkan diri sebagai Bupati Bojonegoro. Di antaranya setelah mendapatkan saran dan dukungan dari keluarga, sahabat, serta sejumlah pengusaha lokal sekitar ladang minyak Blok Cepu, dan Gas JTB khusunya dan umumnya pengusaha di Bojonegoro.
Mengingat Bojonegoro adalah daerah kaya, sebagai penghasil Migas. Karena itu masyarakat tentu sudah bisa menilainya sendiri tanpa harus diberi pemahaman secara detail dan janji yang muluk-muluk.
Juga muncul nama Samudi yang bakal maju di Pilkada 2024 melalui jalur independen. Dia pun mengaku sudah mengantongi dukungan dibuktikan pengumpulan kartu tanda penduduk (KTP).
Kepala Desa Kepoh Kidul, Kecamatan Kedungadem itu mengaku telah menggalang dukungan dari teman teman kepala desa. Dia pun mengklaim sudah ada sejumlah kades yang memberi dukungan.
.
Dukungan kepala desa dianggap penting agar bisa menjadi pintu masuk mengumpulkan KTP sebanyak banyaknya. Dukungan kepala desa ini bisa menjadi pintu masuk mencari dukungan ke warga.
Sementara calon dari parpol atau dari kalangan birokrat yang dianggap potensial menjadi rival kuat pun masih belum terdengar suaranya. Bisa jadi belum muncul nama rival kuat ini karena ada ketakutan untuk melakukan cek-sound. Atau mungkin menunggu masa jabatan calon petahana berakhir. Bahkan justru ada yang ingin di gandeng Anna.
Disebut belum seimbang karena yang dihadapi adalah calon petahana secara politis sangat kuat. Anna adalah Ketua DPC PKB Bojonegoro yang memiliki 10 kursi di DPRD, sehingga jika mengacu hasil pemilu lalu maka bisa mencalonkan tanpa harus koalisi dengan parpol lain.
Apalagi secara finansial, Anna Mu’awanah tidaklah sebanding dengan dua calon yang sudah menyatakan maju. Kekayaan Bupati Bojonegoro Anna Muawanah menempati urutan ke 24 dari seluruh pejabat negeri ini dari tingkat daerah hingga pusat. Bupati Anna lebih kaya dibanding dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Pada laman Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (https://elhkpn.kpk.go.id/portal/user/monitoring_kepatuhan diakses pada tanggal 17-April- 2022, pukul 22.00 WIB), mencatat Presiden Joko Widodo melaporkan harta kekayaanya sebesar Rp. 71. 4 miliar, sementara kekayaan Bupati Anna adalah Rp. 86,6 miliar.(damarinfo.com).
Faktor dana ini sangat menentukan keberhasilan calon untuk maju dan terpilih. Kemendagri dan KPK mengonfirmasi calon kepala daerah tingkat II (Bupati/Walikota) itu paling tidak harus mengalokasikan dana Rp 20 hingga 30 miliar, belum tentu menang.
Ini hanya untuk mencalonkan supaya terpilih sebagai calon, belum tentu menang. Sementara jika ingin memenangkan pertarungan di tingkat Bupati/Walikota membutuhkan dana sebesar Rp 50 hingga 75 miliar.
Peluang untuk mengusung calon bupati di Pilkada adalah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari gabungan Partai Golkar, PPP dan PAN. Namun koalisi itu pun terkesan adem ayem, dan belum ada cek sound.
Persaingan perebutan jabatan bupati di Pilkada Bojonegoro 2024, belum seimbang. Lawan Anna Mu’awanah masih belum ada yang kuat. Diprediksi, jika tidak ada calon yang seimbang, Anna pun bakal “ngelenyer” menuju ke lantai 7 di gedung Pemkab Bojonegoro.(*)
* Redaktur Senior Detakposcom