Semarang-Detakpos-Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta pendamping PKH secara detail menyisir ulang warga kurang mampu di wilayahnya. Mengingat, tahun 2018 mendatang jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH bertambah menjadi 10 juta dari sebelumnya hanya 6 juta pada 2017.
“Sisir kembali, jangan sampai ada keluarga yang seharusnya memperoleh bantuan sosial malah justru terlewat,” ungkap Khofifah saat pencairan PKH di Kota Semarang, Senin (9/10).
Khofifah mengatakan, data akurat menjadi poin utama tepat atau tidak sasaran bantuan sosial tersebut. Dan pendamping menjadi ujung tombak Kementerian Sosial dalam penyaluran PKH tersebut.
Pendamping dan operator, kata Khofifah, harus siap menghadapi tambahan penerima bantuan PKH dari 6 juta menjadi 10 juta dan bantuan pangan dari 1,28 juta menjadi 10 juta KPM.
“Jangan anggap sepele karena tugas ini berat, jadi harus ulet dan detail. Karenanya butuh komitmen kuat dari pendamping, bank penyalur serta pemerintah daerah agar program ini berjalan on the track dan sesuai harapan,” ujarnya.
Di Provinsi Jawa Tengah, kata Khofifah penambahan jumlah KPM di tahun 2018 sebanyak 460.447 keluarga. Saat ini jumlah KPM ada sebanyak 969.513 keluarga dengan total bantuan PKH sebanyak Rp1,83 Triliun. Adapun total bansos yang digelontorkan pemerintah kepada Provinsi Jawa Tengah senilai Rp 5,34 Triliun.
Khofifah menambahkan, PKH menjadi program unggulan nasional dalam upaya menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), kata dia.
PKH menjadi program paling efektif dalam menurunkan angka kemiskinan dan gini rasio. “Angkanya tinggi sekali dibanding peringkat kedua dan ketiga program lainnya yakni Program Indonesia Pintar dan subsidi listrik,” ujarnya.(d2detakpos)