Makassar-Detakpos-Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menggelar kegiatan dialog Pelibatan Takmir Masjid Kampus dalam Pencegahan Terorisme. Sejumlah fakta terkini di Suriah disajikan sebagai pemantik untuk mewaspadai bahaya terorisme.
Hal itu disajikan oleh Direktur Pencegahan BNPT, Brigadir Jenderal Polisi Hamli, dalam paparannya. Kondisi terkini di Suriah yang disajikan adalah foto-foto kerusakan parah sejumlah tempat bersejarah akibat peperangan yang dipicu oleh terorisme.
“Kita semua tentu tidak ingin apa yang nampak di Suriah saat ini terjadi di Indonesia,” kata Hamli.
Hamli mengatakan, Suriah tercabik-cabik oleh terorisme yang menyusup di tengah ketidakpastian situasi politik dan keamanan. Terorisme sendiri disebutnya bisa masuk dan menguat jika sikap intoleransi mulai menjangkiti masyarakat. ”Sikap intoleran bisa naik pangkat menjadi radikal,” tegasnya.
Terkait dilaksanakan kegiatan pencegahan terorisme di lingkungan masjid kampus, Hamli mengutarakan maksud dan tujuannya, yaitu mencegah terjadinya perekrutan generasi muda sebagai pelaku teror. Fakta di lapangan menunjukkan, proses rekruitmen pelaku teror sudah menyasar remaja dan mahasiswa.
“Pertanyaannya apakah orang terdidik seperti mahasiswa bisa dipengaruhi bergabung ke jaringan terorisme? Jawabannya bisa. Fakta menunjukkan banyak pelaku berasal dari jurusan exacta, bahkan lulusan dari perguruan tinggi terkenal, seperti Noordin M Top dan Hambali,” urai HamlI, kemarin.
Di akhir paparannya Hamli mengajak mahasiswa peserta kegiatan memahami dengan benar makna jihad. Menurutnya, jihad yang sebenarnya tidak seperti yang diyakini oleh jaringan pelaku terorisme.
“Bagi mereka (pelaku terorisme, Red.) jihad adalah perang, tidak ada yang lain. Sementara kalian mahasiswa bisa berjihad dengan belajar. Kalian yang aktif di masjid kampus bisa berjihad menjadikan masjid sebagai pusat syiar damai, bukan sebaliknya menjadikan masjid titik awal terjadinya radikalisme,” tuntas Hamli.
Kegiatan dialog Pelibatan Takmir Masjid Kampus dalam Pencegahan Terorisme di Makassar, dilaksanakan oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan. Selain di Makassar kegiatan yang sama sudah diadakan di Surabaya, Jawa Timur.(dib)