Bojonegoro – Detakpos – Penyerapan anggaran oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, baru 44 persen, dari total pagu anggaran dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) sebesar Rp 7,1 trilliun. Artinya serapan itu sangat rendah.
Anggota Komisi B DPRD Bojonegiro, Lasuri mengakui masih ada waktu sekitar 15 hari kerja aktif untuk penyerapan anggaran. Namun dia pesimistis bisa terserap maksimal.
“Serapan yang baru sekitar 44% dari Rp 7,1 Trilyun, itu akan mengakibatkan Sisa lebih anggaran (Silpa) sangat tinggi,”ujar Lasuri, Jumat (6/12).
Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Luluk Alifah mengatakan, penyarapan sampai pada Jumat (06/12), di atas angka R 3 trilliun lebih, atau tepatnya 44 persen dari total pagu anggaran.
“Meski perhari ini baru segitu, tetapi kami tetap optimis target penyerapan anggaran tahun ini akan terpenuhi,” ungkap dia.
Masih menurut Luluk, saat ini sudah banyak kegiatan pembangunan yang sudah selesai, dan tinggal menunggu untuk pencairan.
Diperkirakan penyerapan anggaran sebelum akhir tahun 2019 bisa mencapai 80 persen sampai 90 persen.
“Untuk penyerapan masing-nasing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), nanti kami rekap dulu. Mana penyerapan yang paling banyak, dan penyerapan yang sedikit,” terangnya.(d/2)
Editor. : A Adib