5 Ibu Melahirkan di Pengungsian, 14 Siap Siap

LumajangDetakpos.com-Erupsi Gunung Semeru menyisakan beragam kisah mengharukan, pasalnya dampak dari terjadinya bencana tersebut sangat terasa berat sekali.

Cerita itu mulai anak dan ibu yang meninggal sambil berpelukan, penduduk yang kehilangan rumah, harta benda, hewan ternak dan yang paling menyedihkan kehilangan keluarganya.

Para pengungsi harus bersabar dan tabah atas dampak yang terjadi. Isak tangis pun sering pecah terjadi jika erupsi Gunung Semeru kembali terjadi, pasalnya hingga kini masih terjadi erupsi.

Gunung tertinggi di Jawa ini menyisakan cerita haru, kali ini ada sebanyak lims orang ibu hamil yang melahirkan di pokso pengungsian Bencana erupsi Gunung Semeru.

Mendengar kabar tersebut Wakil Bupati Lumajang Indah Amperwati mengatakan, bahwa proses kelahiran tersebut dilakukan hampir semua dengan proses sesar dikarenakan masih belum mencapai waktu lahir.

“Hampir semua operasi, mungkin karena stress, ketakutan atau bahkan trauma akibat erupsi Gunung Semeru,” ujarnya dilansir Portal Jember, Minggu 19 Desember 2021.

Saat ini, Lanjut Indah menjelaskan, ada tambahan sebanyak 14 calon ibu lagi yang akan melahirkan dalam waktu dekat ini.

Maka pihaknya, menyiapkan tempat dan proses persalinan yang nyaman bagi ibu dan bayinya selama menunggu proses lahiran.

Jumlah Pengungsi

Posko mencatat sebanyak 10.400 warga mengungsi di 406 titik pengungsian pada hari ini, Senin (20/12), pukul 18.00 WIB. Sebagian besar warga mengungsi di dalam wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Titik pengungsian masih terpusat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Candipuro 21 titik dengan 4.645 jiwa, Pasirian 17 titik 1.732 jiwa dan Pronojiwo 4 titik 1.077 jiwa. Pos Komando (Posko) Penanganan Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru terus memutakhirkan data warga mengungsi. Selain terpusat di tiga kecamatan, sebaran titik pengungsian lainnya berada di wilayah Kabupaten Lumajang, seperti Sumbersuko, Pasrujambe, dan Lumajang.

Titik pengungsian di luar Kabupaten Lumajang teridentifikasi di Kabupaten Malang 9 titik dengan total 341 jiwa, Blitar 1 titik 20 jiwa, Probolinggo 1 titik 11 jiwa dan Jember 3 titik 13 jiwa.(HMS)

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *