Bojonegoro – Detakpos – Luapan Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, di Bojonegoro masih siaga II dengan ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro mencapai 14,32 meter, Sabtu (04/02/2017) pukul 08.00 WIB.
“Ketinggian air Bengawan Solo dengan status siaga II stabil sudah berlangsung beberapa jam,” kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Hendro.
Bahkan, ia juga mengatakan ketinggian air Bengawan Madiun, di Ndungus, Ngawi, di hulu Kota Bojonegoro yang semula sudah turun, kembali naik menjadi 7,00 meter (siaga II).
“Naiknya air di hulu dipengaruhi hujan di kawasan setempat,” ucapnya.
Dengan kenaikan itu, menurut dia, kemungkinan air Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, berpeluang naik, apalagi kalau hari ini ada tambahan air hujan dari daerah hulu dan lokal.
Ia juga menambahkan ketinggian air laut di Sembayat, Gresik, yang menjadi muara utama Bengawan Solo, dalam posisi pasang, sehingga mengakibatkan keluarnya air Bengawan Solo melambat.
“Kalau air laut pasang mengakibatkan surutnya Bengawan Solo di hilir melambat,” ujarnya.
Camat Kanor, Bojonegoro Subiyono menjelaskan di wilayahnya tidak banyak petani yang kembali menanam tanaman padi, setelah tanaman padi di wilayahnya rusak terendam air banjir Bengawan Solo awal Desember 2016.
“Tapi petani sudah mulai mengolah tanahnya untuk persiapan menanam tanaman padi setelah banjir Bengawan Solo mereda sekitar Februari,” jelas dia.
Seorang warga Desa Temu, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Hadi mengatakan ada sekitar 10 petani yang kembali menanam tanaman padi di desanya.
“Sekarang usia tanaman padi sekitar sebulan terendam air banjir Bengawan Solo,” ucapnya.
Menurut dia, air banjir Bengawan Solo itu masuk melalui Kali Inggas yang kemudian airnya melimpas tanggul dan menggenangi areal persawahan di sekitarnya.”Tanggul Kali Ingas harus ditinggikan agar tidak melimpas,” ucapnya. (tim/detakpos)