Bengawan Solo di Hilir Jatim Masuk Siaga I

Bojonegoro – Detakpos – Bengawan Solo di hilir Jawa Timur,  di Kabupaten Bojonegoro, masuk siaga I-hijau dengan ketinggian air di taman Bengawan Solo (TBS) mencapai 13,20 meter, Sabtu (20/1) pukul 09.00 WIB.

“Meningkatnya ketinggian air Bengawan Solo di hilir dipengaruhi banjir di Jurug, Solo, Jawa Tengah, juga Bengawan Madiun di Ngawi,” kata Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, di Bojonegoro.

Menurut dia, ketinggian air Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, sehari lalu sempat masuk siaga II-kuning dengan ketinggian mencapai 7,67  meter.

Begitu pula, lanjut dia, ketinggian air Bengawan Madiun di Ndungus, Ngawi, juga masuk siaga I-hijau. Ketinggian air di Bengawan Madiun masuk siaga, karena air berjalan lambat masuk Bengawan Solo yang airnya meninggi.

Data Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, ketinggian air di taman Bengawan Solo (TBS) yang semula 12,80 meter  pukul 06.00 WIB naik dengan cepat menjadi 13,20 meter (siaga I-hijau) pukul 09.00 WIB.

“Trend air Bengawan Solo di Bojonegoro masih naik,” ujarnya.

Di daerah hilir, Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, semuanya di Lamongan, ketinggian air Bengawan Solo, juga merangkak naik masing-masing 6,88 meter, 4,49 meter, 3,35 meter dan 1,35 meter.

Akan tetapi, kata dia, pemantauan ketinggian air masih dilakukan tiga jam sekali, sedangkan pemantauan ketinggian air dilakukan setiap jam kalau sudah masuk siaga merah-III dengan ketinggian mencapai 15,00 meter.

“Pintu pematusan kota sudah kita tutup sejak malam hari,” ujarnya.

Ia menambahkan penutupan tiga pintu pematusan kota itu sebagai usaha mencegah air Bengawan Solo tidak masuk ke perkotaan. Selain itu, pompa air juga sudah dipersiapkan untuk membuang air kalau di wilayah perkotaan terjadi banjir akibat hujan lokal.

Penutupan pintu pematusan kota di Desa Banjarjo, Kelurahan Karangpacar, semuanya di Kecamatan Kota, sudah dilakukan ketika ketinggian air di Bojonegoro mendekati siaga banjir.

Seorang petani di Desa Temu, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Eky Nurhadi menambahkan para petani yang sawahnya masuk daerah rawan banjir luapan Bengawan Solo di desanya, juga di Kecamatan Baureno, sebagian sudah mulai panen.

Namun, lanjut dia, sebagian tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan Baureno, yang lokasinya di daerah rawan banjir panennya masih kurang sekitar sepekan lagi.

“Kalau tanaman padi keluarga kami 4 hektare sudah selesai panen,” ujarnya. (*/d1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *