Sorong – Detakpos – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan pengurangan risiko bencana (PRB) sebagai tema penyelenggaraan Peringatan Bulan PRB 2017, di Papua Barat pada 22 – 25 Oktober.
“BNPB memilih tema tersebut sebagai sinergi terhadap semangat Nawacita di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BPNP Sutopo PurwoNugroho dalam release yang diterima detakpos di Bojonegoro, Sabtu (21/10).
Menurut dia, program pembangunan yang tertuang dalam Nawacita dan terintegrasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 menekankan pada penanggulangan bencana, khususnya PRB, ke dalam perencanaan pembangunan nasional hingga lokal.
Kepala BNPB Willem Rampangilei menegaskan bahwa sasaran RPJMN untuk melindungi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dari ancaman bencana sehingga menjamin keberlanjutan pembangunan.
Dalam RPJMN tersebut, Pemerintah telah menetapkan prioritas 136 kabupaten/kota sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang berisiko tinggi.
“Upaya pengurangan risiko bencana bukan semata-mata sebagai pengeluaran tetapi telah diperhitungkan sebagai investasi pembangunan,” kata dia menegaskan.
Ia menambahkan bahwa penanggulangan bencana, khususnya upaya PRB, mampu untuk meningkatkan ketahanan sehingga tidak mempengaruhi secara serius proses pembangunan.
Salah satu upaya dalam implementasi PRB tersebut dengan menurunkan indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi tadi.
Pada 2016 lalu, BNPB bersama semua stakeholders mampu menurunkan indeks risiko bencana turun sebesar 15,98%; dan pada 2019 nanti diharapkan turun hingga 30 persen sesuai yang ditetapkan pada RPJMN.
Peringatan Bulan PRB 2017 kali ini tidak terlepas dari tujuan untuk memperkuat pemahaman pemerintah dan masyarakat terhadap aktivitas PRB sebagai investasi untuk ketangguhan.
Investasi yang diharapkan mencakup pembangunan kesadaran bersama, pembangunan dialog dan pengembangan jejaring antar pelaku PRB, serta ajang pembelajaran bersama pelaku PRB di seluruh Indonesia.
“Investasi PRB perlu selalu dilakukan secara fokus dan inklusif dalam pembangunan berkelanjutan agar manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat,” ucapnya.
Komitmen Kuat
Oleh karena itu, untuk mendukung kemajuan-kemajuan dalam upaya penanggulangan bencana ini diperlukan komitmen yang kuat antara Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta,” kata Willem pada sambutan pembukaan Peringatan Bulan PRB 2017 di Aimas Convention Center, Sorong, Papua Barat pada Senin (23/10).
BNPB bersama tuan rumah Pemerintah Provinsi Papua Barat menyelenggarakan peringatan ini dengan beberapa agenda seperti knowledge sharing, rally PRB, bersih sungai dan pengukuhan sekolah sungai, pelatihan manajemen bencana, pameran dan sebagainya.
Penyelenggaraan yang berlangsung 4 hari ini berlangsung di empat tempat, yaitu Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Tambraw dan Kabupaten Raja Ampat.
Terpilihnya Papua Barat karena provinsi ini memiliki sumberdaya yang besar sebagai tuan rumah berskala nasional, sarana pertukaran pengetahuan terkait PRB dan peluang dalam peningkatan pendapatan lokal melalui sektor pariwisata dan sektor ekonomi lain.
Sementara itu, berbagai pihak turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan Peringatan Bulan PRB ini, seperti Bank Rakyat Indonesia dalam mendukung pameran yang berlangsung di Alun-alun Kabupaten Sorong.
(*/d1/detakpos)