Bojonegoro, detakpos – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, memperkirakan pengaruh kenaikan air Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, yang masuk siaga merah, sejak sehari lalu, tidak menimbulkan pengaruh banjir besar di daerahnya.
“Pengaruh banjir Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, yang terjadi sejak sehari lalu kami perkirakan di Bojonegoro tidak sampai siaga merah,” kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, Kamis.
Sesuai informasi yang diterima, katanya, Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, pagi tadi masih siaga merah dengan ketinggian mencapai 9,15 meter, pukul 09.00 WIB.
Selain itu, lanjut dia, ketinggian air Bengawan Madiun di Ndungus, Ngawi juga masuk siaga kuning.
“Sesuai perhitungan teknis air dari hulu masuk hilir Bojonegoro nanti malam,” ujarnuya.
Meski perkiraan banjir tidak besar, ia tetap meminta masyarakat di sepanjang daerah bantaran Bengawan Solo di daerahnya meningkatkan kewaspadaan.
“Kami juga sudah menginformasikan kepada seluruh jajarang tim penanggulangan bencana banjir di sepanjang Bengawan Solo untuk bersiaga,” ucapnya.
Ia menambahkan kesiapsiaaan menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo di daerahnya akan berlangsung sampai akhir Maret.”BPBD juga mewaspadai adanya ancaman banjir bandang, sebab kondisi tanah di Bojonegoro sudah jenuh,” ucapnya menegaskan.
Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber daya Air Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro naik dari 12,40 meter menjadi 12,45 meter, pukul 09.00 WIB.
Pada waktu bersamaan di daerah hilirnya, mulai Babat, Laren, Karanggeneng dan Kuro, Lamongan, ketinggian air Bengawan Solo masing-masing 7,31 meter (siaga I), 5,25 meter (siaga II), 3,95 meter (siaga I) dan 1,84 meter (siaga I). (tim detakpos)