Bojonegoro – Detakpos – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mewaspadai banjir bandang yang bisa melanda daerahnya disebabkan curah hujan selama Januari sampai awal Februari.
“Melihat curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir kemungkinan yang terjadi banjir bandang,” kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sujarwo, Rabu (18/1/2017).
Meski demikian, menurut dia, kewaspadaan menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo juga dilakukan, apalagi pengaruh hujan yang terjadi di daerah hulu juga lokal mengakibatkan sungai terpanjang di daerahnya juga naik.
Hanya saja, lanjut dia, kenaikan ketinggian air Bengawan Solo belum terlalu sifnifikan, sehingga ancaman yang lebih mengemuka yaitu banjir bandang yang ditimbulkan sejumlah anak sungai di daerahnya.
“Ya termasuk banjir genangan di perkotaan juga tempat lainnya. Yang jelas kami sudah menyediakan berbagai kebutuhan untuk mengantisipasi datangnya banjir bandang juga luapan Bengawan Solo,” katanya menegaskan.
Bagian Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air (SDA) IV Balai Besar Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, Hidayat, menyatakan pihaknya juga sudah menyediakan berbagai bahan banjir untuk mengantisipasi banjir luapan Bengawan Solo di daerah hilir, Jawa Timur.
Berbagai bahan banjir yang disediakan, sebut dia, mulai ribuan karung, bronjong, juga kawat yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi tanggul atau tebing kritis.
“Bahan banjiran yang tersedia bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu,” katanya menegaskan.
Petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Hendro, menjelaskan hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan ketinggian air Bengawan Solo naik.
Di daerah Ngawi, kata dia, ketinggian air Bengawan Solo masuk siaga kuning dengan ketinggian mencapai 7,90 meter, pukul 09.00 WIB.”Ketinggian air di Ndungus Ngawi naik sekitar 15 centimeter dibandingkan dua jam lalu. Sekarang ketinggian air Bengawan Solo masih cenderung naik,” ucapnya.
Begitu pula, lanjut dia, ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, di daerah Bojonegoro dalam waktu bersamaan naik menjadi 26,76 meter.
Sedangkan etinggian air pada papan duga di Bojonegoro juga naik menjadi 11,17 meter, masih di bawah siaga banjir.
Ketinggian air di daerah hilirnya mulai Babat, Laren, Karanggeneng dan Kuro, semuanya di Lamongan, masing-masing 5,89 meter, 4,24 meter, 2,99 meter dan 1,16 meter, masih di bawah siaga banjir. (tim detakpos)