Bojonegoro, detakpos – Dampak banjir bandang di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tidak parah hanya mengakibatkan jalan desa dan areal tanaman padi sekitar 20 hektare terendam air banjir, Selasa.
Camat Sukosewu, Bojonegoro Hariyanto, Selasa, melaporkan banjir bandang yang terjadi di wilayahnya akibat hujan deras disertai angin kencang, sehari lalu tidak membawa dampak parah.
Banjir, lanjut dia, hanya merendam jalan poros desa di sejumlah desa dan tanaman padi seluas 20 hektare.
“Hujan berlangsung sekitar tiga jam yang mengakibatkan sungai di Sukosewu tidak mampu menampung air hujan sehingga meluap,” ucapnya menambahkan.
Sesuai data, kata dia, banjir mengakibatkan jalan poros di Desa Tegalkodo, terendam air banjir sepanjang 900 meter dengan ketinggian 30 centimeter.
“Banjir sekarang di desa setempat sudah surut,” ucapnya.
Namun, lanjut dia, air banjir turun merendam jalan raya Kecamatan Balen-Sugihwaras di Desa Duyungan, dan Purwoasri, Kecamatan Balen, masing-masing sepanjang 250 meter dan 400 meter.
“Ketinggian air berkisar 25-30 centimeter, yang sekarang juga berangsur-angsur surut,” tuturnya.
Selain itu, banjir juga merendam jalan poros Desa Jumput sepanjang 200 meter dengan ketinggian sekitar 0,5 meter.
Selama terjadi banjir, menurut dia, aktivitas warga di kawasan daerah genangan banjir tidak terganggu.
“Sawah yang terendam air banjir seluas 20 hektare dan hanya ada dua rumah yang terendam air banjir,” ucapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, sebelumnya, menyatakan mewaspadai ancaman banjir bandang yang terjadi di daerahnya yang disebabkan curah hujan selama Februari-Maret masih tinggi.
Apalagi, lanju dia, tanah di daerahnya sudah jenuh, sehingga ketika terjadi hujan dengan curah tinggi bisa menimbulkan banjir bandang.”Kami minta masyarakat waspada, sebab dampak banjir bandang lebih berat dibandingkan banjir luapan Bengawan Solo,” tandasnya. (tim detakpos)