Karangasem – Detakpos – Gunung Agung yang meletus pada Selasa (21/11) pukul 17:05 WITA, termasuk letusan jenis freatik. Tinggi asap kelabu tebal dengan tekanan sedang maksimum 700 meter.
Letusan freatik terjadi akibat adanya uap air bertekanan tinggi terbentuk terbentuk seiring dengan pemanasan air bawah tanah atau air hujan yang meresap ke dalam tanah di dalam kawah kemudian kontak langsung dengan magma.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di Bojonegoro, Rabu (22/11), menjelaskan letusan freatik disertai dengan asap, abu dan material yang ada di dalam kawah.
“Letusan freatik sulit diprediksi. Bisa terjadi tiba-tiba dan seringkali tidak ada tanda-tanda adanya peningkatan kegempaan,” ucapnya.
Ia mencontohkan beberapa kali gunungapi di Indonesia meletus freatik saat status gunungapi tersebut Waspada (level 2) seperti letusan Gunung Dempo, Gunung Dieng, Gunung Marapi, Gunung Gamalama, Gunung Merapi dan lainnya. Tinggi letusan freaktik juga bervariasi.
Bahkan bisa mencapai 3.000 meter tergantung dari kekuatan uap airnya.Jadi letusan freatik gunungapi bukan sesuatu yang aneh jika status gunungapi tersebut di atas normal.
“Biasanya dampak letusan adalah hujan abu, pasir atau kerikil di sekitar gunung.Memang letusan freatik tidak terlalu membahayakan dibandingkan letusan magmatik,” katanya.
Menurut dia, letusan freatik dapat berdiri sendiri tanpa erupsi magmatik. Namun letusan freatik bisa juga menjadi peristiwa yang mengawali episode letusan sebuah gunungapi.
Misalnya Gunung Sinabung, letusan freatik yang berlangsung dari tahun 2010 hingga awal 2013 adalah menjadi pendahulu dari letusan magmatik.
Letusan freatik Gunung Sinabung berlangsung lama sebelum diikuti letusan magmatik yang berlangsung akhir 2013 hingga sekarang.Letusan magmatik adalah letusan yang disebabkan oleh magma dalam gunungapi.
Letusan magmatik ada tanda-tandanya, terukur dan bisa dipelajari ketika akan meletus. Memang pemahaman masyarakat masih cukup terbatas mengenai gunungapi.
“Rekomendasi juga tetap radius 6-7,5 km dari puncak kawah tidak boleh ada aktivitas masyarakat,” ucapnya.
Data pengungsi pada Selasa siang tadi sebanyak 29.245 jiwa yang tersebar du 278 titik pengungsian.Pengungsi ini akan bertambah mengingat warga Dusun Bantas Desa Abaturinggit sudah turun menjauh dari radius 7.5 km ke Kantor Camat Kubu.
Warga Dusun Juntal Kaje rencana malam ini juga turun ke balai-balai banjar yang ada di Desa Kubu. Begitu juga warga dukuh juga sudah bersiap-siap untuk mencari tempat yang lebih aman. “Masyarakat diimbau tetap tenang,” ucapnya. (*/d1/detakpos)