Bojonegoro – Detakpos – Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin membenarkan tujuh terduga teroris di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, termasuk jaringan “Islamic State of Iraq and Syria” di Indonesia.
“Tapi saya tidak tahu. Yang tahu Densus 88, ” kata dia ketika ditanya jumlah anggota ISIS di Indonesia, Rabu.
Ketika melakukan kunjungan kerja di Bojonegoro, ia meminta jajarannya tetap waspada dalam bertugas di lapangan, termasuk mengenakan rompi anti peluru dalam kemungkinan menghadapi serangan teroris.
“Soal pemanfaatan rompi untuk petugas di lapangan, ya kalau ada nanti kita bagikan atau akan kita usahakan ada,” katanya.
Ia menyebutkan serangan teroris kepada polisi terjadi di Kecamatan Jenu, Tuban, Banyumas dan tempat lainnya.
“Tujuan mereka untuk melakukan amaliah atau balas dendam,” ujarnya.
Yang jelas, menurut dia, serangan teroris kepada polisi terjadi di Kecamatan Jenu, Tuban, Banyumas dan tempat lainnya merupakan usaha jaringan teroris balas dendam.
“Tujuan mereka untuk melakukan amaliah atau balas dendam,” ujarnya.
Menanggapi keberadaan “crime alarm sistem” (CAS) berbasis teknologi dan informasi di Mapolres Bojonegoro, ia menyatakan keberadaannya layak dikembangkan.
“CAS” ini layak dikembangkan misal dilengkapi dengan video yang bisa memantau sekaligus merekam kegiatan anggota di lapangan yang sedanvg melakukan penanganan suatu kejadian,” ucapnya.
Dengan adanya video itu, menurut dia, bisa diketahui dalam menangani suatu kejadian harus memperoleh bantuan petugas.
.”Video yang ada bisa dimanfaatkan sebagai barang bukti,” kata dia menegaskan.
Di Bojonegoro Irjen Pol. Machfud Arifin yang didampingi Bupati Bojonegoro Suyoto meresmikan pembangunan Polsek Kepohbaru,
Tambakrejo dab Sugihwaras. Selain itu juga meresmikan pembangunan Aula Parama Sadwika dan meninjau”Command Center” di mapolres dan meresmikan 43 rumah kantor Babinkamtibmas dan meninjau rumah kantor Babinkamtibmas di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota. (Tim Detakpos)