Lamongan – Detakpos – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Ny. Makhdumah Fadeli mendukung dibukanya sekolah inklusi, sebagai usaha meningkatkan pendidikan di daerah setempat.
Pernyataan dukungan sekolah inklusi disampaikan Ny. Makhdumah Fadeli saat membuka “talk shwo” pendidikan di Lamongan, Selasa (31/01/2017).
Ia yang juga seorang pendidik itu menjelaskan pengalamannya saat memiliki siswa berkebutuhan khusus yang selalu mberbuat semaunya sendiri menganggu dikelas, tetapi memiliki kecerdasan tersendiri.
Siswa semacam itu, lanjut dia, harus dilakukan dengan pendekatan personal, dengan cara mengajaknya berkomunikasi dengan penuh kasih sayang.
“Bapak Ibu Guru, Insya Allah jika panjenengan mau mengajar dengan kasih sayang kepada siswa seperti ini, rewardnya adalah surga, “ kata isteri Bupati Lamongan.
Oleh karena itu, ia mendukung yang dirintis Dewan Pendidikan Lamongan (DPL) yang membuka kelas inklusi karena memberikan kesempatan kepada anak yang memiliki kebutuhan khusus untuk belajar di sekolah reguler.
Ketua DPL R. Chusnu Yuli Setyo mengungkapkan ide mendorong pembentukan sekolah inklusi itu mengacu masukan yang diterima sejawatnya yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus yang kesulitan menyekolahkan di sekolah reguler.
Padahal, lanjut dia, anak berkebutuhan khusus pandai, namun memiliki hambatan dalam komunikasi sosial, kecuali dengan orang tuanya.
Chusnu menuturkan bahkan ada salah satu anak yang hanya mau berkomunikasi dengan satu orang gurunya di TK yang mengakibatkan tidak bersedia melanjutkan pendidikan di tingkat SD.
“Anak-anak ini adalah anugerah Allah SWT dan harus dibantu. Sedangkan selama ini sekolah reguler di Lamongan masih eksklusif. Untuk itulah kegiatan ini kami adakan, mendorong pembentukan sekolah inklusi, “ katanya menambahkan.
Secara teknis, lanjutnya, sekolah inklusi akan membuka ruang pembelajaran tersendiri untuk anak dengan kebutuhan khusus. Kemudian saat jam istirahat, olahraga maupun ekstrakulikuler, anak-anak ini dibaurkan dengan teman sekolahnya.
Pada kesempatan itu seniman Dik Doank menjelaskan anak muda sebagai generasi yang mudah terprovokasi dengan isu yang tidak jelas.
Karena itu dia mewanti-wanti mereka untuk tidak terpengaruh jika ada yang mengajak pada sesuatu yang tidak benar. (Humas Lmg/detakpos)