Tuban – Detakpos – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Keluarga Berencana Pemerintah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mencanangkan program peningkatan pelayanan KB metode kontrasepsi jangka panjang untuk menekan angka pernikahan dini dan pertumbuhan penduduk, Rabu (26/09/18).
“Meledaknya jumlah penduduk adalah ancaman kesejahteraan,” kata Bupati Tuban Fathul Huda, dalam kegiatan TNI Manunggal KB Kesehatan.
Ia menyebutkan jumlah penduduk di daerahnya mencapai 1,3 juta jiwa, sehingga program KB dirasa perlu mendapat mendapat perhatian.
Tidak hanya pengendalian laju pertumbuhan penduduk tetapi juga harus menurunkan angka pernikahan di bawah usia 20 tahun.
“Menikah pertama di bawah 20 tahun ini masih mencapai 26 persen. Karena beberapa masyarakat Tuban mengganggap bahwa anak mereka sudah mentas kalau sudah menikah. Untuk itu perlu kita perlu mencegah pernikahan dini karena dengan nikah itu belum tentu bisa mandiri,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini TNI Manunggal KB Kesehatan memiliki peran strategis dimana anggota TNI diharapkan menjadi pelopor, motivator dan dinamisator dalam melaksanakan program Kependudukan, Keluarga Berencana Dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
“Jadi perlu diperhatikan pula yang namanya kesejahteraan dan kualitas anak kita. Bukan jumlahnya yang diperbanyak melainkan kualitasnya, dan ini semua adalah tanggung jawab kita semua,” tuturnya
Dicanangkannya 60 kampung KB di 20 Kecamatan di Kabupaten Tuban, nantinya diharapkan menjadi miniatur pelaksanaan program KKBPK dan pembangunan keluarga sejahtera di wilayah setingkat kelurahan atau desa. Meski tetap perlu adanya evaluasi terhadap pelaksanaan kampung KB tersebut.
Kasdim 0811 Tuban, Mayor Infantri Wiyono menyampaikan, meningkatnya jumlah penduduk produktif di Indonesia mengakibatkan potensi demografi yang sangat besar apabila tidak di imbangi dengan peningkatan kualitas SDM.
Karena tanpa hal tersebut, justru akan menjadi beban bahkan bisa menjadi sumber masalah dalam pelaksanaan pembangunan.
“Untuk itu perlu juga dilakukan pengendalian jumlah penduduk Indonesia, melalui program KB saat ini, serta perlu adanya peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran dan pembinaan ketahanan keluarga,” imbuhnya.
Ia juga memerintahkan para Babinsa dan PLKB supaya bersinergi untuk memenuhi target calon akseptor Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) antara lain MOW (Metode Operasi Wanita) dan MOP (Metode Operasi Pria ).
“Yang paling penting agar KB MOP supaya terus ditingkatkan karena selama ini MOP peminatnya sangat sedikit,” tuturnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan KB Kabupaten Tuban, Drs. Mahmudi, M.Si melaporkan prestasi Kabupaten Tuban di tingkat Jawa Timur rata-rata Total Kelahiran Anaknya masih di bawah Provinsi, mengingat Provinsi sendiri mencapai 2,1 juta.
“Alhamdulillah rata-rata total kelahiran anak 1,9 juta saat ini. Jadi sehingga secara keseluruhan Kabupaten Tuban sudah berhasil. Karena angkanya masih dibawah 2, kami masih berusaha dengan TNI, puskesmas dan KUA agar nikah pertama di atas 20 tahun” terangnya.
Turut hadir pada kegiatan ini, Bupati Tuban, H. Fathul Huda, Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0811 Tuban Mayor Inf Wiyono, perwakilan BKKBN Jawa Timur, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Dan Keluarga Berencana Kabupaten Tuban, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban dan 250 peserta dari berbagai elemen masyarakat. (*/rst/ags)