AHY Gagal Pahami Hak Politik Individu Moeldoko

JakartaDetakpos.com-Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS menilai Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tidak bisa membedakan antara hak politik individu dengan jabatan politik sehingga masih terus menyerang pada Moeldoko.

“AHY masih saja menyerang Moeldoko secara brutal,”ujar Fernando di Jakarta, Kamis (25/11/2021).

Dia mencontohkan, AHY masih saja mengaitkan Moeldoko dengan jabatan sebagai Kepala KSP. Dalam keterangan pers-nya AHY menyebut KSP Moeldoko, sehingga dapat ditafsirkan bahwa AHY gagal memahami bahwa politik itu haknya individu Moeldoko tanpa melibatkan institusi.

“Bisa diduga bahwa ketika AHY memiliki kekuasaan akan memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan politik pribadinya karena tidak dapat memisahkan antara jabatan politik dengan hak politik individu,”ujar pengamat politik Untag ’45’ Jakarta

Dia juga meminta AHY jangan memakai tameng senior di TNI untuk menyudutkan Moeldoko. Silahkan AHY membuka siapa senior yang dimaksud memberikan informasi mengenai Moeldoko, sehingga fitnah yang dilontarkan terhadap Moeldoko dengan mengatasnamakan senior di TNI dapat dibuktikan.

Walaupun AHY mantan prajurit TNI dia tidak perlu sembarangan membawa-bawa nama TNI dan yang dimaksudkan senior di TNI masih aktif atau sudah purnawirawan.

” Sangat tidak patut dan tidak pantas membawa bawa institusi TNI dalam ranah politik,”tutur dia.

Pernyataan AHY yang mengatasnamakan senior di TNI berarti menganggap hukum dapat dibeli akan memberikan penilaian negatif terhadap peradilan di Indonesia.

“Apapun alasannya, apa yang disampaikan oleh AHY tidak tepat karena ada kesan menyudutkan peradilan di Indonesia dengan mengatasnamakan senior di TNI,”tegas dia.

“Saya yakin kalau putusan PTUN berbeda dari yang sekarang, AHY akan memberikan penilaian yang negatif terhadap peradilan,”ujar dia.

Bahkan Fernando menuding balik jangan-jangan senior di TNI yang dimaksud oleh AHY adalah SBY yang juga merupakan mantan anggota TNI.

“Apa yang saya sampaikan tentunya bukan tanpa alasan karena SBY pada bulan September yang lalu pernah nge-twit tentang hal yang sama,”tegas dia.(d/3))

 

Editor : A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *