Salatiga–Detakpos.com-Direktur Eksekutive Timur Barat Research Center (TBRC) Yohanes Romeo S.Psi merilis hasil survei terkini. Partai Golkar bakal memperoleh persentasi tertinggi. Begitu juga Ketua UmumA Airlangga Hartarto paling banyak dipilih respoden, menyalip Prabowo Subianto.
Yohanes Romeo menjelaskan,
berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui kecenderungan masyarakat pada pilihan partai politik jika pemilu digelar pada saat penelitian ini dengan pertanyaan pada daftar kuisioner pada responden, hasilnya Partai Golkar meraih persentase tertinggi (17,4 %0 disusul oleh Gerindra (14,9 %), PDI Perjuangan (14,7 %), Partai Keadilan Sejahtera atau PKS (6,6 %), Partai Demokrat (6,3 %), Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB (4,8%), NasDem (4,4%), Perindo (2,2 %) PPP (2,1%), PAN (2,1%), Partai PRIMA (1,8 %), Garuda (1,3%),Gelora (1,2%) ,PBB (1,2%) ,PSI (1,1%) , Partai Hanura (1,0%),Berkarya (0.6%),PKPI (0,4%),UMMAT (0,3%),Tidak mengisi Jawaban (15,7%)
Menurut Yohanes Romeo,
hasil pengolahan data diketahui pemahaman masyarakat terkait capres yang harus diusung atau dicalonkan oleh parpol peserta Pemilu 2019, maka 79.2 % masyarakat sangat tahu dan paham bahwa capres harus diusung parpol dan sebanyak 20,8 persen tidak dan paham bahwa seseorang capres harus diusung oleh parpol.
“Karena hanya partai yang bisa mengajukan calon presiden, sangat logis bila ketua umum partai jadi prioritas pertama untuk menjadi calon presiden,” ungkap Yohanes, Selasa,(22/3/2022)?
Pilihan masyrakat terhadap ketua atau elite partai dengan mengunakan pertanyaan pada kertas kuisioner dengan pertanyan jika pemilihan Presiden Berdasarkan hasil pengolahan data nama ketum parpol yang memiliki kursi di DPR RI, maka Ketua Umum Partai Golkar paling banyak dipilih sebanyak 29,8%, kemudian Ketum Gerindra Prabowo Subianto 22,8% , diurutan ketiga yang sangat mengejutkan ternyata diisi oleh Megawati Soekarnoputri dengan 10,1 persen ,artinya Ketua Umum PDI Para pemain masih memiliki pemilih yang sangat militan dan loyal.
Kemudian Agus Harimurti Yudhoyono 4,6% ,Muhaimin Iskandar 4,4% , Ahmad Syaikhu 2,4% , Surya Paloh 2,1% , Suharso Monoarfa 1,9% , Zulkifli Hasan 1,2% dan tidak menjawab 20,7%
Nama Ketum Parpol Pilihan Masyarakat secara Spontan
Megawati Soekarnoputri 10,10%
Airlangga Hartarto 29,80%
Prabowo Subinato 22,80%
Muhaimin Iskandar 4,40%
Agus Harimurti Yudhoyono 4,60%
Surya Paloh 2,10%, Zulkifli Hasan 1,20%, Suharso Monoarfa 1,90%,
Ahmad Syaikhu 2,40%
Tidak menjawab 20,70%.
Menurut Yohanes, dengan pertanyaan tertutup mengunakan kuisioner dengan simulasi nama nama tokoh disodorkan pada respoden maka hasilnya Airlangga Hartarto mendapatkan dukungan terbanyak 20,2% diurutan kedua Prabowo Subianto mendapat dukungan terbanyak 14,6%, disusul Ganjar Prabowo 9,8%, Andika Perkasa 6,40% , Dudung Abdurachman 6,2% , Muldoko 4,5% , Puan Maharani 4,1% .
Sementara itu Anies Baswedan 3,6%, Gatot Nurmantyo 2,2% , Agus Harimurti Yudhoyono 2,2% , Khofifah Indarparawansa 2,1% , Tito Karnavian 1,8% , Ridwan Kamil 1,8% , Muhaimin Iskandar 1,3% Sandiaga Uno 1,3%, Erick Thohir 0,6% ,Zulkipli Hasan 0,4 % dan yang tidak menjawab sebanyak 16,9 %.
Tinggi potensinya untuk maju sebagai bakal capres yang bisa diusung Bagaimanapun, hanya partai yang bisa mengajukan calon presiden. Kombinasi antara subjektivitas elite partai dan dukungan pemilih hanya Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri yang paling mendekati untuk diusung .
Ketiganya petinggi partai dan mendapat dukungan lebih baik dibanding petinggi partai lainnya. Karena itu kalaupun Ganjar Pranowo atau Andika Perkasa dan Dudung Abdurachman adalah tokoh yang bukan merupakan elite partai dan sangat punya pontensi oleh Partai partai di luar PDI Perjuangan , Golkar dan Gerindra bisa diusung , tapi kalau tidak dicalonkan partai maka potensi itu menjadi tidak akan terealisasi
Sementara tingginya tingkat keterpilihan Airlangga Hartarto selain adanya korelasi antara posisinya sebagai Menko Perekonomian yang punya tanggung jawab besar dalam memulihkan kesejahteraan masyarakat akibat dampak covid-19, menurut hasil penelitian ini tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi–Ma’ruf khususnya berkaitan perekonomian masyarakat menunjukan indikator tingkat Kepuasan publik yang sangat tinggi hingga 81,2%.
Partai Golkar pada Rakernas dan Rapimnas Partai Golkar tahun lalu telah resmi menunjuk Ketua Umum Airlangga Hartanto untuk maju menjadi calon presiden 2024.tentunya mesin partai Golkar dan sayap sayap partai sudah mulai bekerja sesuai amanat hasil Rakernas dan Rapimnas Partai Golkar tahun lalu.
Walau dinamika yang terjadi ditubuh internal PDI Perjuangan nama Ganjar Pranowo sudah banyak mendapat dukungan untuk diusung oleh PDI Perjuangan, namun dari analisis berita dan sikap elite partai menunjukan bahwa sementara ini Ganjar belum atau tidak akan dicalonkan oleh PDI Perjuangan.
“Dan justru PDI Perjuangan kemungkinan akan berkoalisi dengan Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo-Puan,”kata Yohanes Romeo.
Metode penelitian adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang memiliki hak pilih atau sudah berumur 17 tahun di 428 kabupaten/kota di 34 Provinsi dengan sampel sebanyak 2.200 Warga Negara Indonesia yang memiliki hak pilih saat dilakukan penelitian ,pengambilan sample mengunakan metode multistage random sampling ,survei mengunakan tingkat kepercayaan 95 % dan memiliki margin of error -/+ 2,1 %
Ibarat “Sapu Lidi”
Partai Golkar berpotensi masuk dua besar dan memenangkan Pemilu 2024 mendatang. Potensi ini dikarenakan Partai Golkar memiliki penyangga suara nasional dari daerah yang sangat kuat.
Prediksi ini disampaikan Direktur iRekap (Institut Riset dan Kajian Publik} Taufik Lamade di Jakarta, Selasa (22/03/2022).
Menurut Taufik Lamade, Partai Golkar mempunyai banyak tokoh kuat di daerah. Para tokoh lokal yang kuat tersebut mempunyai massa masing-masing. Pengikut tokoh kuat di lokal itulah yang kemudian menjadi penyanggah secara nasional.
‘’Ibaratnya, tokoh lokal itu seperti sapu lidi. Kekuatannya di daerah, bukan pusat,’’ tandas alumni pasca sarjana Universitas Indonesia di bidang ilmu politik ini.(*d/2)
Editor: A hi mereka ko ko ko no no noAdib