Bendung Penyebaran Paham Radikal Terorisme di Kampus

Jakarta–detakpos- Hasil penelitian Litbang Kementerian Agama menunjukkan ada peningkatan aktivitas keagamaan yang cenderung eksklusif dan tertutup di beberapa kampus di Indonesia, yang diduga menjadi sarana penyebarluasan paham radikal terorisme.

Mengantisipasi hal tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berupaya membendung dengan melibatkan Lembaga Dakwah Kampus (LDK).

“Tahun ini kami akan menggiatkan dakwah di kalangan mahasiswa, mensyiarkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin yang oleh beberapa pihak disalahartikan sebagai ajaran radikal terorisme,” kata pendamping bidang Agama, Pendidikan, dan Dakwah Subdit Kewaspadaan, Herisyal Natsir Putra di Jakarta, Rabu (8/3).

Untuk melaksanakan kegiatan tersebut BNPT akan melibatkan beberapa pihak sebagai narasumber. Antara lain imam besar Masjid Istiqlal, KH Nasarudin Umar, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ustadz Cholil Navis, dan pengajar kajian Timur Tengah Universitas Indonesia, Muhammad Syauqillah.

Kegiatan pelibatan LDK dalam upaya pencegahan penyebarluasan paham radikal terorisme di kalangan mahasiswa, lanjut Herisyal, akan dilaksanakan merata di 32 provinsi, dengan menggandeng Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di daerah.

Muhammad Syauqillah, terpisah mengatakan, materi yang akan disampaikannya adalah pemahaman seputar makna Islam Rahmatan Lil ‘Alamin yang digunakan komunitas muslim di sejumlah dunia.

“Islam Rahmatan Lil ‘Alamin yang dipahami masyarakat Indonesia tentu tidak sama dengan yang diyakini penganut Islam di belahan dunia lainnya. Saya ingin berbagi tentang itu,” kata Syauqillah.

Pemegang gelar Ph.D bidang dakwah dari Marmara University tersebut menambahkan, juga akan menjelaskan makna khilafah yang selama ini menjadi target perjuangan kelompok radikalis di Indonesia.

“Ada kekeliruan dalam memaknai khilafah oleh sekelompok radikalis di Indonesia. Pengalaman saya di Turki menunjukkan itu, dan saya akan paparkan agar mahasiswa di Indonesia tidak terjerumus ke dalam ajaran radikal terorisme,” pungkas Syauqillah.

Suaqillah juga mengatakan, dirinya akan berbagi pengalaman untuk memberikan gambaran jelas siapa dan apa sebenarnya Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Hal ini untuk meminimalisir keinginan kelompok muda di Indonesia bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah.(tim detakpos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *