Jakarta–Detakpos-Reuni, Kongres 212, atau apapun namanya boleh saja dilakukan. Apalagi jika dimaksudkan untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyyah (persaudaraan sesama muslim) dan ukhuwah wathaniyyah (persaudaraan sesama warga negara).
Demikian Robikin Emhas, Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU menanggapi rencana Kongres 212 yang digelar pada tanggal 2/12 mendatang.
Namun Robikin mengingatkan jangan ada upaya untuk mengarus-utamakan agama dalam percaturan politik praktis, apalagi menjadikan agama sebagai tunggangan politik.
”Politisasi agama akan mengoyak kohesivitas sosial yang pada gilirannya merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” tutur dia.
Jadikan agama sebagai inspirasi dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara. ”Jangan jadikan agama sebagai aspirasi politik. Kesepakatan para pendiri bangsa atas NKRI (mu’ahadah wathaniyyah, konsep negara bangsa) harus kita junjung tinggi.
“Betapa rendah kedudukan agama bila dijadikan aspirasi politik hanya untuk menangguk keuntungan politik elektoral lima tahunan. Apalagi untuk dikonversi dengan perolehan suara dalam politik elektoral,”pungkas Robikin.(d2detakpos)