Jakarta-Detakpos.com-Setiap bulan LSI Denny JA merekam perkembangan elektabilitas capres, cawapres, partai dan isu strategis lain.
Prabowo Subianto masih kokoh di urutan teratas. Prabowo masih paling unggul di bandingkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1200 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1200 responden, margin of error survei ini sebesar 2.9%. Survei dilakukan pada tanggal 4 – 12 September 2023.
Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement dan focus group???? discussion.
Kepada responden kita tanyakan : bila pemilihan presiden diadakan sekarang, siapakah yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden diantara tiga nama-nama berikut : Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto?
Hasilnya, sebanyak 39.8% menyatakan memilih Prabowo Subianto, sebanyak 37.9% menyatakan memilih Ganjar Pranowo, sebanyak 14.5% menyatakan memilih Anies Baswedan. Adapun yang menyatakan tidak tahu/tidak menjawab sebesar 7.8%.
Per-September 2023, Prabowo masih kokoh di urutan teratas. Prabowo masih paling unggul di bandingkan Ganjar dan Anies. Selisih elektabilitas Prabowo dengan Ganjar sebesar 1.9%. Selisih elektabilitas Prabowo dengan Anies sebesar 25.3%. Adapun selisih Ganjar dan Anies sebesar 23.4%.
LSI Denny JA pada tahun 2023 sudah melakukan survei nasional sebanyak enam kali. Survei di lakukan pada bulan Januari, Mei, Juni, Juli, Agustus, dan September.
Dari enam kali survei nasional terlihat Prabowo tren nya positif. Di bulan Januari 2023, Prabowo memang kalah dibandingkan Ganjar. Tapi tren berbalik. Prabowo konsisten unggul di urutan teratas, sejak Mei 2023.
Jika di bandingkan antara Januari dan September 2023, Prabowo ada kenaikan sebesar 14.4%. Elektabilitas Prabowo di bulan Januari sebesar 25.4%.
Pada Bulan Mei elektabilitas Prabowo naik drastis menjadi 33.9%. Bulan Juni naik menjadi 34.4%. Juli sebesar 38.2%. Agustus turun sebesar 36.2%. September sebesar naik lagi 39.8%. Sedikit lagi elektabilitas Prabowo menyentuh angka 40%.
Ganjar Pranowo pada Januari 2023 elektabilitasnya teratas. Namun pasca bulan Mei 2023 (sampai saat ini/September 2023), menjadi runner-up di bawah Prabowo.
Jika dibandingkan Januari dan September, Ganjar Pranowo ada kenaikan sebesar 0.1%. Elektabilitas Ganjar pada bulan Januari sebesar 37.8%. Bulan Mei terjadi penurunan yang cukup drastis menjadi 31.9%.
Juni 2033, Ganjar berhasil membalikan tren menjadi 32.7%. Juli naik kembali menjadi 35.3%. Agustus naik menjadi 35.8%. September naik menjadi 37.9%.
Anies Baswedan konsisten di urutan ketiga dengan elektabilitas tertinggi sebesar 22.1%. Elektabiltas Anies naik turun.
Jika dibandingkan Januari dan September, elektabilitas Anies Baswedan ada penurunan sebesar 7.6%. Januari sebesar 22.1%. Bulan Mei turun menjadi 20.8%. Bulan Juni naik menjadi 22.1%. Bulan Juli turun menjadi 18.4%. Bulan Agustus naik menjadi 19.7%. Bulan September turun menjadi 14.5%.
Selama enam kali survei, ini adalah titik terendah yang diperoleh Anies sebesar 14.5%. Anies justru menurun setelah memilih Muhaimin Iskandar sebagai bacawapresnya. Pada bulan Agustus (sebelum deklarasi AMIN) elektabilitas Anies sebesar 19.7%. Pasca deklarasi (survei September) elektabilitas Anies sebesar 14.5%. Elektabiltias Anies menurun 5.2% setelah deklarasi Muhaimin sebagai Cawapres
Dari hasil riset kualitatif, terdapat dua hal yang menyebabkan suara Anies menurun. Pertama, adalah kritik keras SBY soal pemimpin yang tidak memegang janji, yang beredar luas. SBY adalah mantan Presiden RI dua periode. Publik yang menjadikan SBY panutannya tentulah masih banyak. Kritikan yang keras dari mantan presiden dua periode tentu bisa mempunyai efek pada persepsi yang berkembang di publik.
Kedua, Muhaimin (Cak Imin) kalah populer dan kalah disukai dibandingkan dengan AHY. Popularitas atau pengenalan AHY sebesar 65.9%. Popularitas Muhaimin sebesar 49%. Popularitas keduanya terpaut 1ddari sisi kesukaan, AHY kesukaan terhadapnya sebesar 68.3%. Kesukaan terhadap Muhaimin sebesar 61.5%. Angka kesukaan terhadap keduanya terpaut 6.8%.
popularitas AHY bisa dilacak dari kontestasi di pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Pada saat itu Pilkada DKI mendapat liputan yang sangat luas. AHY yang menjadi salah satu kontestan mendapatkan efek popularitasnya. Simpati publik (kesukaan) juga muncul karena AHY relatif bersih dari pemberitaan kasus hukum maupun tindakan tercela.
Asosiasi Anies Baswedan dengan AHY, SBY dan Demokrat lebih kuat elektabikitasnya ketimbang Anies dengan Muhaimin Iskandar dan PKB.(*)
Editor: AAdib