Karangasem – Detakpos – BNPB menyatakan ancaman erupsi Gunung Agung di Karangasem, tidak akan melumpuhkan pariwisata di Bali, justru bisa dimanfaatkan untuk menarik wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan manca negara (wisman).
“Tentu tidak. Justru menjadi kesempatan baru untuk menarik turis lokal maupun mancanegara melakukan Lava Tour Gunung Agung atau menikmati pesta kembang api alam dengan memotret keindahan erupsi Gunung Agung dari titik aman yang telah ditentukan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam release tertulis yang diterima detakpos di Bojonegoro, Jumat (27/10).
Ia membandingkan gerhana matahari yang hanya beberapa detik saja ditunggu, letusan gunung api juga dapat menjadi objek yang menarik untuk direkam.
Ada dua sudut pengambilan gambar yang menarik, pertama dari laut. Radius 25 Km dari Gunung Agung termasuk zona aman dari sisi laut.
Dari sisi timur ke utara, keuntungan posisinya adalah melihat lontaran batu pijar dari kawah Gunung Agung dan pada waktu yang tepat akan menghasilkan foto yang menakjubkan.
Sedangkan dari sisi utara ke timur pada radius 35 km zona aman dapat melihat keindahan Gunung Batur dengan background erupsi Gunung Agung.
Akan menghasilkan foto siluet panorama Gunung Batur. Tentunya selalu update rekomendasi dari PVMBG dan BMKG saat melakukan pengambilan gambar.
Kedua, dari sisi darat, terinspirasi memotret Candi Borobudur dari Pucuk Setumbu menghasilkan gambar yang istimewa, kenapa tidak dengan Gunung Agung? Dari Google earth ada empat titik yang representatif.
Namun ada satu titik yakni dari Pura Lempuyang (± 1.100 mdpl) tentunya akan menghasilkan gambar yang indah dengan foreground pura.
Jarak yang aman dengan radius 16,5 Km dari Gunung Agung, wilayah aman dari dampak erupsi dan pada waktu yang tepat akan menghasilkan foto yang menarik.
Tetap harus diingat bahwa jarak aman sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan rekomendasi PVMBG.
Proyeksi dari Google Earth ini juga harus melakukan survei ke lokasi yang sudah ditentukan.
Visual daerah yang dituju juga perlu dilihat, apakah ada pohon besar yang menghalangi menara pemantau tersebut atau tidak.
Sinergi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sekitar menjadi potensi sumber daya manusianya, sehingga turut meningkatkan ekonomi desa tersebut.
“Jadi jangan takut, dibalik kesulitan pasti ada keberkahan dari Sang Pencipta Alam Semesta,” katanya menjelaskan.
Menurut dia, bagi masyarakat sekitar berilah jeda dengan menjauh dari radius 12 Km, untuk Gunung Agung melontarkan kekayaan pasir yang berlimpah untuk masyarakat sekitar.
Bagi dunia pariwisata menjadi objek wisata baru, yakni Lava Tour Gunung Agung dan pesta kembang api alam. Meskipun hidup berdampingan dengan bencana (Living Harmony With Disaster), tetap juga harus kita Kenali Bahayanya Kurangi Risikonya sehingga menjadi kesadaran bencana menjadi suatu budaya.
(*/d1/detakpos)