Oleh Deddy Bachtiar
Bojonegoro – Detakpos – “Sampai kapanpun saya akan tetap berkarya untuk menjual cindera mata khusus untuk anak-anak,” kata pedagang cinderamata di kebun belimbing di Desa Ngringinrejo, Keamatan Kalitidu, Bojonegoro, Jawa Timur, Munip, dalam perbincangan dengan detapos, Minggu.
Warga Desa Ngujung, Kecamatan Temayang itu, ternyata tidak hanya pedagang, tetapi juga seorang perajin cindera mata berbagai aneka belimbing.
Di bantaran Bengawan Solo di desa setempat, Munip mencoba mengadu nasib dengan menawarkan hasil karyanya berupa cindera mata dengan bahan limbah kayu.
Munip menyulap limbah kayu bahkan sisa-sisa pohon tumbang, ranting pohon belimbing, gabus bekas, buah kaleng dan masih banyak lagi barang bekas menjadi cindera mata khas untuk dijual di kawasan objek wisata buatan kebun belimbing.
Dengan demikian ia setiap hari harus berburu berbagai aneka limbah hingga sampai wilayah Tuban. Dalam mengerjakan cindera mata ia, dibantu keluarganya terutama orang tuanya untuk memenuhi pesanan pelanggan.
Di kebun belimbing, ia selalu tak henti menawarkan kepada pengunjung dikawasan kebun blimbing hasil karyanya berupa cindera mata pohon belimbing, gantungan kunci belimbing juga yang lainnya.
Meskipun pada awal berjualan sekitar 1 tahun lalu kurang laku, tetapi lambat laun berbagai aneka cindera mata karyanya itu menarik minat pengunjung di objek wisata kebun belimbing.
“Lumayan penjualan berbagai aneka cinderamata karya saya bisa mencapai Rp1 juta setiap libur akhir pekan,” jelas dia.
Di lokasi setempat ia memasang tarif untuk cinderamata gantungan kunci buah belimbing Rp2.000-Rp5.000 per biji, cinderamata pohon belimbing berkisar Rp35.000-Rp45.000 per pohon.
“Sekarang saya biasanya membawa berkisar 150-200 cindera mata gantungan kunci setiap berjualan. ya selalu habis,” ucapnya.
Hasil karya tangannya juga diminati pengunjung di objek wisata setempat tidak hanya lokal, tetapi juga luar daerah.
Dia memilih Agro Wisata Blimbing yang berada dikecamatan Kalitidu ini alasannya tempat ini selalu ramai pengunjung apalagi hari libur Sabtu dan Minggu, bisa dipastikan agro wisata belimbing ramai pengunjung.
Munif rela setiap hari berangkat dari rumahnya di Desa Ngujung, Kecamatan Temayang karena ingin tetap menunjukkan hasil karya tangannya (hand made) bisa menjadi cindera mata unggulan daerahnya.
Ia juga mengatakan bahwa dirinya sering memperoleh tawaran untuk ikut di berbagai pelatihan terkait produk kerajinan, termasuk di acara pembukaan pamer produk unggulan di daerahnya.
Hanya saja, menurut dia, dirinya tidak bisa mengikuti, dan lebih memilih berjualan berbagai aneka cindera mata sebagai penompang ekonomi keluarganya.
Kepala Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro M. Syafii, sangat mendukung keberadaan perajin cinderamata khas pohon belimbing, karena sangat mendukung pengembangan objek wisata di desanya.
Bahkan, Munif juga memberikan pelatihan pemuda karang taruna di desanya untuk membuat berbagai aneka cinderamata pohon belimbing.”Tiap malam sekarang ini pemuda-pemuda di desa saya berlatih membuat cindera mata pohon belimbing, seperti yang dibuat Munif,” jelasnya. (detakpos)