Lamongan–detakposcom-Berbagai strategi dan cara unik ditempuh masyarakat untuk mempromosikan potensi unggulan yang dimiliki desa. Seperti halnya warga Kelurahan Babat, Kecamatan Babat, Lamongan, dalam upaya menggencarkan promosi kuliner yang dimiliki mereka menggelar Festival Gunungan 1001 Wingko Babat.
Acara dibuka langsung oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, di Lapangan Sawonggaling Kelurahan Babat, Minggu (20/11).
Tidak hanya menyuguhkan Festival Gunungan 1001 Wingko Babat secara gratis, pada event tersebut juga dilaksanakan kegiatan jalan sehat serta terdapat bazar UMKM dan kuliner, wahana bermain, hingga panggung hiburan yang diharapkan bisa mendorong geliat perekonomian masyarakat.
“Melalui Festival Gunungan 1001 Wingko, ini menegaskan dan mengenalkan kembali bahwa wingko ini dari Babat. Jadi wingko ini melekat dengan Babat dan Babat melekat dengan wingko,” ucap Pak Yes.
Melihat antusiasme masyarakat sangat tinggi, Pak Yes berharap agar gelaran festival ini dapat dijadikan sebagai event tahunan. Selain meningkatkan perekonomian masyarakat, juga menjaga potensi kuliner tradisional khas Lamongan.
“Kehadiran masyarakat yang luar biasa membuktikan bahwa warga turut mendukung peningkatan ekonomi. Mereka senang merasa ikut terlibat dalam festival ini,” imbuh orang nomor satu di Lamongan itu.
Pada kesempatan tersebut, Pak Yes memberikan motivasi dan semangat pada para produsen maupun pelaku UKM wingko agar terus bergairah dalam menjalankan produksinya. “Ayo terus bergairah, terus berproduksi untuk meningkatkan perekonomian,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan Lurah Babat, M. Faris Hasbi, gelaran acara ini untuk menggairahkan perekonomian terutama pengiat UKM wingko di sekitaran Babat.
“Acara ini merupakan inisiatif dari Karangtaruna Kelurahan Babat. Gebyar 1001 wingko ini untuk menggairahkan perekonomian terutama produsen wingko di sekitaran Babat. Untuk itu, besar harapan kami, pemerintah memberikan fasilitasi sentra produksi maupun UMKM di Kecamatan Babat,” ungkapnya.
Wingko Babat sendiri merupakan jajanan tradisional yang ada sejak abad 19. Terbuat dari bahan dasar kelapa, gula dan tepung ketan. Bahan-bahan itu kemudian dicampur dan dimasak dengan cara dipanggang, sehingga menghasilkan rasa manis nan legit.(d/6).
Editor: AAdib