Bojonegoro – Detakpos – Bendung Gerak Bengawan Solo di Kecamatan Trucuk dan Kalitidu, Bojonegoro, Jawa Timur, menjadi ajang memancing para pemancing yang datang dari berbagai daerah, terutama pada malam hari, selama musim kemarau.
“Kalau malam hari jumlah pemancing bisa lebih dari 50 pemancing,” kata seorang pedagang makanan di Desa Padang, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro Ny. Wisnu, Jumat (16/11).
Meskipun demikian, lanjut dia, pada siang hari juga tetap ada pemancing baik mengambil lokasi di sisi Bendung Gerak di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu juga di Desa Padang, Kecamatan Trucuk.
“Umpan pemancing kalau tidak “ote-ote” ya tempe, dengan perolehan ikan jambal,” ucap dia seraya menunjukkan seekor ikan jambal yang dijual di warungnya dengan berat 14 kilogram.
Bahkan, lanjut dia, sebelum itu ikan jambal yang dijual di tempatnya cukup banyak yang dibeli dari pemancing yang memperoleh ikan dengan jumlah banyak.
“Ikan jambal itu ditawarkan Rp180 ribu. Saya tertarik membeli, kalau teman-teman di wa grup bersedia berkumpul. Hanya sayangnya banyak yang tidak mau ya tidak saya beli,” ucap seorang warga Bojonegoro Abdul Manan menambahkan.
Selain menjual ikan jambal, Ny. Wisnu mengaku menjual ikan tawes kecil yang sudah digoreng dengan harga Rp10.000/pak, juga dijual sesuai kemampuan pembeli.
Di warung Ny. Wisnu juga menjual menu masakan berbagai jenis ikan Bengawan Solo yang diperoleh di Bendung Gerak, yang bisa dimakan di tempatnya dengan sambal, antara lain, rengkik, juga jambal dan tawes.
“Kalau pembeli ikan dalam kemasan, rata-rata saya bisa menjual 100-200 pak per harinya,” ucapnya.
Menurut dia, berbagai aneka ikan yang diperoleh para pemancing tidak berbau minyak tanah, tapi yang diperoleh warga saat Bengawan Solo “pladu” yang mengakibatkan berbagai aneka ikan mabuk berbau minyak tanah.
“Ya kemungkinan bau minyak tanah dari pencemaran minyak yang masuk ke Bengawan Solo,” kata Manan memperkirakan.
Dari video yang beredar para pemancing di bawahnya Bendung Gerak bisa memperoleh ikan dengan jumlah cukup banyak, sehingga untuk membawa terpaksa harus dipikul.
“Tapi ada juga pemancing yang tidak memperoleh ikan. Ya perolehan ikan dari pemancing bergabung keberuntungan,” ujar Ny. Wisnu menegaskan. (*/d1)