Jakarta–Detakpos– PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (“Jasa Marga”), melalui anak usahanya PT Jasamarga Pandaan Tol (JPT), menerbitkan Sukuk Ijarah Jangka Menengah PT JPT Tahun 2019 senilai Rp785 miliar melalui penawaran terbatas.
Sukuk Ijarah Jangka Menengah PT JPT Tahun 2019 merupakan Sukuk Ijarah perdana dalam bisnis di jalan tol yang diinisiasi oleh Jasa Marga dan merupakan instrumen pendanaan kedua yang diterbitkan oleh Jasa Marga tahun ini melalui capital market.
Secara rinci, Sukuk Ijarah Jangka Menengah PT JPT Tahun 2019 terbagi dalam dua tranche yaitu Seri A dan Seri B. Jumlah yang ditawarkan untuk Seri A senilai Rp100 miliar dengan cicilan imbalan ijarah 8,50% dan besifat tetap.
Seri A memiliki tenor 3 tahun dan akan jatuh tempo pada 17 Juli 2022. Sedangkan untuk Seri B memiliki nilai Rp685 miliar dengan cicilan imbalan ijarah 9,00% dan besifat tetap. Seri B memiliki tenor 5 tahun dan akan jatuh tempo pada 17 Juli 2024.
Seremonial penerbitan Sukuk Ijarah Jangka Menengah PT JPT Tol Tahun 2019 dilaksanakan di Jakarta, Jumat (19/07).
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, Komisaris Utama Jasa Marga Sapto Amal Damandari, Komisaris Independen Jasa Marga Vincentius Sonny Loho, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal, jajaran Direksi PT JPT, perwakilan PT Bank Mega Tbk sebagai agen pemantau, PT Mandiri Sekuritas dan PT Bahana Sekuritas yang bertindak sebagai _arranger_, serta beberapa investor yang terlibat dalam penerbitan instrumen pendanaan ini.
Dengan diterbitkannya Sukuk ini, Jasa Marga ingin memperbesar basis investor dengan menyediakan produk Syariah untuk investor berbasis Syariah. Hasil Pemeringkatan yang telah diperoleh untuk Sukuk Ijarah PT JPT ini adalah idAA-(sy).
Dalam sambutannya, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani bersyukur Jasa Marga telah meluncurkan satu lagi terobosan di sektor finance.
Selama tiga tahun, kata Desi, Jasa Marga kira-kira mengoperasikan kurang-lebih 600 Km. Kalau jalan tolnya tepat berada di atas tanah, Desi meneruskan, nilai investasinya kira-kira Rp200 miliar per Km. Jika berupa jalan tol layang (elevated) nilai investasinya bisa dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi.
“Bisa dibayangkan dalam tiga tahun kita mengoperasikan jalan tol 600 Km lebih dan seberapa besar dampaknya ke perusahaan. Perlu keberanian untuk mengeksekusi pekerjaan tersebut, untuk mengeksekusi nilai investasi tersebut. (Maka) penting memerlukan kreativitas _funding_,” ujarnya.