Jakarta–Detakposcom– Sejumlah aktivis Federasi Serikat Pekerja (GSP) BUMN Bersatu yang bekerja di Pelabuhan Tanjung Priok dan TPK Koja, JICT melaporkan kegiatan arus kapal dan barang meningkat di saat pandemi Covid-19. Bahkan kenaikan cukup signifikan mencapai 9 persen.
“Ini bagus untuk meningkatkan kepercayaan pelaku pasar dan masyarakat yang sudah agak down akibat dampak Covid 19,”kata Ketua Umum DPP FSP BUMN Bersatu Arief Poyuono di Jakarta, Jumat ,(17/4).
Artinya, lanjut dia, ada kenaikan arus barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok tersebut, menunjukkan kegiatan ekonomi dari sektor industri yang berbasis ekspor impor tidak banyak terpengaruh oleh dampak Covid-19.
Namun, lanjut dia, dari laporan serikat pekerja di pelabuhan terutama para driver armada angkutan pelabuhan dan pelaku usaha angkutan logistik mengeluhkan akibat Covid-19 ini kebutuhan hidup keluarga driver dan operasional perusahaan logistik meningkat.
Karena itu, menurut Arief, pemerintah seharusnya memberikan cashback harga BBM kepada mereka yang jauh lebih berguna dalam menjaga inflasi akibat ongkos logistik yang sudah mulai mahal di saat Covid-19 ini.
Apalagi biaya BBM merupakan biaya utama yang cukup besar yang harus ditanggung oleh perusahaan perusahaan jasa angkutan pelabuhan dan logistik.
“Jangan dikira hanya pengemudi Ojol saja yang terkena dampak covid, buruh buruh tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan seluruh Indonesia yang jumlahnya jutaan juga terdampak oleh pengaruh Covid-9,”ungkap dia.
Arief mempertanyakan kebijakan ekonomi dalam membantu usaha kecil yang terkena dampak virus Covid-19
Arief Poyuono menilai aneh pembuat kebijakan ekonomi pemerintah dalam membantu pelaku usaha kecil yang terkena dampak Covid -19
“Kok malah yang dibantu tranportasi Ojek Online (Ojol) saja yang nota bene walau membuka lapangan kerja informal bagi pengangguran di Indonesia selama ini dan dijadikan acuan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi,”ujar Arief.
Tetapi justru Ojek Online bukanlah cita cita besar Presiden Joko Widodo dalam membangun moda transportasi nasional.
Apalagi, menurut Arief, akibat tumbuhnya Ojek Online yang dibawah naungan perusahaan star up unicorn yang beraset trilyunan rupiah tersebut tidak banyak memberikan dampak bagi kemajuan skill bagi SDM di Indonesia.
Bahkan, kata Arief, di Ojol itu hanya diperas tenaganya dan yang untung besar perusahaan Star Up Unicorn tersebut. Karena pengemudi Ojek Online tak lain hanya sebagian pengusaha transportasi informal sekali pekerja informal yang hanya untuk mencari nafkah karena tidak ada lapangan kerja yang mencukupi selama ini,”papar dia.
Selain itu juga akibat meningkatnta armada Ojek Online dan transportasi online, dari sisi neraca perdagangan luar negeri membuat impor terus meningkat di sektor otomotif karena sampai sekarang armada motor dan mobil itu masih impor sehingga yang untung perusahaan asing juga.
Seperti diketahui, pemerintah lewat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru saja mengeluarkan kebijakan bahwa Ojol satu-satunya transportasi yang mendapatkan promo cash back sebesar 50% untuk pembelian BBM non-subsidi di SPBU Pertamina dengan menggunakan aplikasi MyPertamina.
“Ini juga merupakan kebijakan yang sangat tidak adil dan terlihat pengambi kebijakan tidak tahu benar mana saja yang mesti diberikan subsidi BBM untuk menjalankan usahanya disaat pandemik Covid 19 . Untuk
Padahal banyak UKM dan moda transportasi lainnya yang masih membutuhkan subsidi BBM untuk kelangsungan usahanya selama pandemik covid 19 .
Misalnya, lanjut Arief, nelayan yang sulit mendapatkan BBM murah untuk mencari ikan justru tidak diberikan cashback BBM, lalu buruh yang sudah dipotong gajinya akibat Oovid 19 juga tidak dapet cashback.
Lalu UKM makanan minuman yang mengunakan gas LPG dan BBM tidak mendapatkan cashback, kemudian angkot dan taxi KH iga enga dikasih cashback
Kemudian armada angkutan barang di pelabuhan dan untuk logistik pabrik justru tidak dikasih cashback, di mana sejauh ini lebih penting agar perusahaan armada angkutan darat dan laut bisa survive akibat dampak Covid-19
Terlihat kebijakan pertamina memberikan Cashback ke Ojol hanya untuk menyenangkan Presiden saja padahal salah sasaran.
“Jadi saya harap menteri BUMN menegur pihak Pertamina dan dirut pertamina yang salah kaprah dalam menyalurkan subsidi pada pelaku usaha yang terkena dampak Covid- 19.(d/2).
Editor : A Adib