Situbndo–detakpos.com– Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau harga bahan pokok (bapok) di Pasar Panarukan Kabupaten Situbondo menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H pada Sabtu (8/4).
Peninjauan dilaksanakan untuk memastikan harga bahan pokok di pasar Panarukan Situbondo terkendali. Sebab beberapa waktu belakangan harga bahan pokok di pasar ini terbilang fluktuatif khususnya untuk komoditas beras. Untuk itu, kunjungan kali ini ditujukan untuk memastikan bahwa harga bahan pokok masih dalam kondisi yang terkendali dan stabil.
“Saya memang berkeliling ke berbagai pasar tradisional untuk memastikan bahwa menjelang Idul Fitri, ada tiga hal yang terjaga. Pertama ketersediaan bahan pokok aman, kedua, distribusi sampai konsumen dan ketiga, keterjangkauan daya beli masyarakat sehingga masyarakat bisa memenuhi kebutuhannya,” ujar Khofifah.
Sebelumnya, peninjauan turut dilakukan di sejumlah pasar di Jatim seperti Pasar Kedungmaling dan Pasar Mojosari Kab. Mojokerto (1/4), Pasar Kolpajung Kab. Pamekasan (3/4), Pasar Legi Kab. Ponorogo (4/4), Pasar Wage Kab. Nganjuk (5/4), dan Pasar Sambonggede Kab. Tuban (6/4).
Pada peninjauan kali ini, Gubernur Khofifah menyebutkan bahwa harga bahan pangan pokok di Kabupaten Situbondo jelang Idul Fitri stabil bahkan beberapa komoditas harganya turun.
“Pertama kita melihat beras per kilogram beras premium di sini kisaran Rp. 13.000. Ini artinya harga tersebut di bawah HET mengingat saat ini HET beras premium Rp. 13.900. Kemudian gula harganya Rp13.000 berarti di bawah HET, karena sekarang ini HET gula Rp. 13.500,” urai Khofifah.
“Untuk minyak goreng, saya melihat bahwa MinyaKita ini stoknya di berbagai pasar sedang menipis, tetapi produk dari merek minyak goreng yang lain masih ada. Insya Allah masyarakat bisa mengakses minyak curah ataukah minyak kemasan lainnya dengan harga terjangkau,” tambah Khofifah.
Dalam peninjauan tersebut, diketahui harga bahan pokok di di Pasar Panarukan Kab. Situbondo sebagai berikut: Beras IR 36 eks BULOG seharga Rp. 8.000/Kg, Beras IR 64 = 12.000 /Kg, Beras IR 64 super Rp. 13.000 /Kg, Gula pasir dalam negeri Rp. 13.000 /Kg, Minyak curah Rp. 15.000 /Kg, Daging sapi murni Rp. 120.000 /kg, daging ayam broiler Rp. 30.000 /Kg, Telur ayam ras Rp. 28.000 /Kg, Telur ayam kampung Rp. 2.500 /butir, Cabe besar biasa Rp. 30.000 /Kg, Cabe rawit Rp. 38.000 /Kg, Bawang merah Rp. 32.000 /Kg, dan Bawang putih Rp. 26.000 /Kg.
“Artinya, bapok di sini sudah di bawah HET dan ada yang sesuai HET. Harga daging ayam Rp. 30.000 per kilo sedang HET nya Rp. 36-37.000. Jadi kalau Rp. 30.000 maka di bawah HET. Daging sapi di sini Rp120.000 per kilo dan HET-nya Rp140.000 per kilo, jadi harga daging merah juga dibawah,” ujarnya.
Gubernur perempuan pertama Jatim ini pun mengimbau pada masyarakat untuk tidak melakukan _panic buying_ atau memborong bahan pokok yang ada di pasaran. Karena, ketersediaan stok di Jatim sangat aman dan terjaga.
“Saya ngin menyampaikan kepada semua masyarakat untuk jangan memborong. Karena ketersediaan bapok ini sangat aman, harganya juga stabil sehingga semuanya aman menyambut Idul Fitri 1444 Hijriah,” imbaunya.
Khofifah lantas berpesan pada Bupati Situbondo Karna Suswandi untuk senantiasa menjaga kestabilan harga bahan pokok di daerahnya agar sesuai dengan daya beli masyarakat khususnya menjelang Idul Fitri 1444 H.
“Oleh karena itu saya pesan kepada Pak Bupati agar menjaga ketersediaan dan harga bapok yang sudah bagus ini. Dijaga ketersediaannya dan pastikan sampai kepada konsumen semua bisa lancar . Berikutnya adalah harga-harga yang sudah bisa memenuhi keterjangkauan daya beli masyarakat,” pesannya.
“Tolong tetap dijaga stabilisasi harganya cabai, cabai rawit, bawang merah semua dalam posisi harga yang sangat terjangkau oleh daya beli masyarakat menjelang Idul Fitri 1444 Hijriah,” sambungnya.
Di kesempatan ini, Gubernur Khofifah turut membagikan 425 pack beras masing-masing 3kg kepada masyarakat sekitar Pasar Panarukan.
Pasar Panarukan Kab. Situbondo sendiri beroperasi pada 04.00 WIB – 11.30 WIB, dengan luas 3.950 m². Terdapat Pedagang Kios sejumlah 59 orang dan pedagang Los sebanyak 140 Orang.
Sementara itu, salah satu pedagang sembako, Jaelani (45) menuturkan bahwa sejak sebelum Ramadhan hingga sekarang harga sembako cenderung stabil. Di bulan Ramadan ini jumlah pembeli juga tidak ada penurunan.
“Saya juga berterima kasih kepada pemerintah daerah sebab akhir-akhir ini bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat berupa uang tunai. Sehingga masyarakat tetap membeli sembako di para pedagang,” ujarnya.
Dengan pemberian bantuan berupa uang tunai mendorong perputaran perekonomian tetap berjalan dengan baik. Sehingga tidak hanya penerima bantuan sosial saja yang mendapat manfaatnya namun pada pedagang di pasar juga turut laku dagangannya.(HMS)
Editor’ AAdib