Jakartta-detakpos.com-. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik/Perum Bulog menyampaikan akan mengimpor 500 ribu ton beras.
Dalihnya untuk disalurkan sebagai bantuan sosia (bansos,) dikarenakan penyerapan produksi dalam negeri tidak mencukupi dan bansos beras yang harus segera disalurkan.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyampaikan kekecewaan rencana impor tersebut, dikarenakan l tidak memperhatikan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan yang mengedepankan kemampuan peningkatan produksi dan pengadaan cadangan pangan dari dalam negeri.
Dia meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian/Kementan berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional/Bapanas untuk duduk bersama dengan Bulog guna memperbaiki dan menyinkronisasi data neraca kebutuhan pangan, dikarenakan data antara masing-masing lembaga tersebut berbeda.
“Padahal data tersebut sangat penting sebagai acuan atau dasar data untuk menentukan keputusan impor pangan, seperti halnya dalam konteks beras, pemerintah diharapkan menunda memutuskan mengimpor beras, mengingat produksi beras diperkirakan masih surplus cukup besar,”ujar Bamsoet, Rabu, (5/4/2023).
Dia meminta pemerintah, melalui stakeholders-stakeholders terkait seperti ID Food, untuk memaksimalkan perannya dalam meningkatkan produksi pangan, untuk mencegah munculnya kebutuhan impor pangan.
“Pemerintah bersama Perum Bulog agar ke de pan bisa merealisasikan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) secara optimal, dan menjaga stabilitas harga gabah dan beras di tingkat agar petani tidak merugi, dan kebijakan impor beras dapat dievaluasi untuk terus ditekan di masa mendatang.(*)
Editor: AAdib