1.948 Orang Meninggal Dunia Dampak Gempa dan Tsunami Sulteng

Palu – Detakpos – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan sebanyak 1.948 orang meninggal dunia dalam korban gempa di Donggala dan Sulawesi Tengah (Sulteng) per 8 September,

“Korban meninggal dunia sudah dimakamkan di pemakaman massal dan di tempat pemakaman umum (TPU),” kata dia, dalam release yang diterima detakpos di Bojonegoro, Selasa (9/10).

Sesuai data, jumlah korban yang menderita luka-luka sebanyak 10.679 jiwa, dengan rincian 2.549 orang luka beras, dan 8.130 luka ringan.

“Korban hilang sebanyak 835 orang,” ucapnya.

Sampai saati ini, lanjut dia, masih ada pengungsi 74.444 jiwa yang tersebar di 147 titik pengungsian di Kota Palu, Sigi, dan Donggala.

Dalam kejadian itu tercatat rumah rusak 65.733 unit berdasarkan hasil pendataan Kemendikbud, mulai rusak ringan, sampai hancur total. Selain itu, juga ada fasilitas kesehatan yang rusak.

Lebih lanjut ia menjelaskan dalam menangani korban gempa di Palu, dan Donggala, Sulawesi Tengah, kendala yang dihadapi yaitu keterbasan akses jalan, kekurangan tenaga medis dan sampah medi menumpuk di rumah sakit (RS).

Keterbatasan akses ke Kabupaten Sigi sehngga menyulitkan bantuan pelayanan dan logistik kesehatan,” kata dia dalam release yang diterima detakpos di Bojonegoro, Selasa (9/10).

Selain itu, lanjut dia, dalam menangani korban gempa masih membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) kesehatan terutama tenaga bidang untuk ditempatkan di puskesmas.

“Sampah medis menumpuk di RS. Sampah domestik yang makin menggunung di jalanan juga semakin menimbulkan bau dan menjadi tempat perkembangbiasan vector (lalat, kecoa),” ucapnya menambahkan.

Yang jelas, lanjut dia, korban gempa memperolehanan kesehatan di 15 RS, dengan rincian 12 RS di Palu dan dua RS di Donggala (termasuk Kapal RS Terapung Airlangga) dan satu RS di Sigi.

Ia juga menyebutkan 50 unit puskesmas sudah berfungsi yaitu 13 Puskesmas di Palu, 19 Puskesmas di Donggala, 18 Puskesmas di Sigi.

Sesuai data, lanjut dia, sebanyak 1.622 orang sudah memperoleh vaksin tetanus. Prioritas pemberian vaksin tetanus bagi relawan yang melakukan evakuasi jenasah.

Dalam menanganai korban gempa, ia menyebutkan tercatat 1.175 orang personel kesehatan, dengan rincian 278 dokter umum, 121 dokter spesialis, 527 perawat, 15 penata anastesi, 15 farmasi, 21 bidan, dan 198 non medic/pramedik. “Saat ini menjadi pneumonia dan diare mulai menyerang warga,” ucapnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *