Bojonegoro – Detakpos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro, Jawa Timur, mengimbau masyarakat mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD), dengan melakukan gerakan 3 M (menguras, menutup dan mengubur) ditambah melakukan abatisasi.
“Pemberantasan penyakit DBD yang paling efektif dengan melakukan gerakan 3 M plus secara perodik setiap sepekan sekali,” kata Kepala Dinas Kasi Penyakit Menular Dinkes Bojonegoro Wheny Dyah, di Bojonegoro, Rabu (3/10).
Menurut dia, “fogging” atau pengasapan hanyalah membunuh nyamuk “aedes aigypti” penyebab penyakit DBD, tidak membunuh jentik-jentiknya.
“Dinkes tahun ini sudah melaksanakan 30 fogging,” ucapnya.
Data di dinkes setempat menyebutkan sejak 1 Januari tercatat 262 penderita DBD, di antaranya, enam warga meninggal dunia.
Korban meninggal dunia akibat DBD antara lain, di Desa Cendono, Kecamatan Padangan, Desa Nglumber, Kecamatan Kepohbaru, Desa Tembeling, Kecamatan Kasiman, Desa Sumberarum, Kecamatan Kasiman dan Desa Kalicilik, Kecamatan Sukosewu.
“Korban meninggal akibat DBD semuanya anak-anak, dengan usia berkisar tiga tahun hingga sembilan tahun. Satu korban lainnya berusia 38 tahun,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan jumlah penderita DBD di daerahnya ada kecenderungan meningkat dalam dua bulan terakhir.
Peningkatan jumlah penderita DBD, tidak terpengaruh musim hujan. Sepanjang ada sarang nyamuk dan genangan air bersih, bisa memunculkan nyamuk aedes aegypti.
“Bulan ini ada kecenderungan jumlah penderita DBD meningkat, sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan gerakan 3 M plus,” katanya menegaskan. (*/d1)